![]() |
Foto: Istimewa |
Banda Aceh – Setelah dua tahun vakum karena wabah Covid-19, kini komunitas disabilitas di Aceh kembali menggelar kegiatan memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI) yang dipusatkan di lapangan Blang Padang, Banda Aceh, Minggu (11/12/2022).
Peringatan HDI 2022 ini mengusung tema “Not All Disabilities are Visible” (Tidak Semua Disabilitas Terlihat, Lebih Baik Bertanya dari pada Berasumsi). Kegiatan yang didukung penuh Forum Bangun Aceh (FBA) ini terlaksana atas kolaborasi organisasi penyandang disabilitas yaitu CYDC, PERTUNI, GERKATIN, bekerja sama dengan Lembaga GERAK, KAMU DEMRES, Sahabat Hijau, dan Yayasan KHAMO.
Meski sempat diguyur hujan, tidak menyurutkan semangat para komunitas penyandang disabilitas untuk merayakan HDI di Lapangan Blang Padang, mereka juga berbagi informasi dan berdiskusi terkait isu – isu disabilitas di Aceh.
“Kegiatan sederhana ini membuat disabilitas yang hadir cukup bergembira karena sudah dua tahun kegiatan seperti ini tidak dilakukan disebabkan covid,” kata Nurul Asyura selaku koordinator kegiatan tersebut.
Nurul menyampaikan adapun beberapa rangkaian kegiatan diantaranya berbagi Informasi dan pengalaman tentang disabilitas, menghadirkan stand hasil karya disabilitas dan kelompok dampingan, stand bahasa Isyarat dan stand disabilitas netra.
Menurutnya kehadiran stand ini untuk menyampaikan kepada semua pihak bahwa disabilitas juga memiliki kualitas karya yang sama dengan yang non disabilitas.
Tuli juga mampu berkomunikasi dengan baik tanpa hambatan dengan bahasa isyaratnya dan disabilitas netra juga tetap bisa bekerja dengan menggunakan teknologi tanpa mengalami kesulitan selama itu terfasilitasi.
Sementara Erlina Marlina salah seorang penyandang disabilitas menyampaikan bahwa tidak semua penyandang disabilitas terlihat secara kasat mata, karena itu ia mengingatkan jika bertemu dengan disabilitas agar bertanyalah terlebih dahulu jangan berasumsi.
“Sadari dulu akan diri sendiri sebelum meneruskan informasi disabilitas ke orang lain, kemudian bentuk dukungan keluarga sangat dibutuhkan untuk perkembangan psikologis dan interaksi sosialnya bagi disabilitas,” tuturnya. []
Muzakkir MK