Oleh: Muhammad Nasril, Lc. MA
UMAT Islam di seluruh dunia dengan gegap gempita menyambut bulan suci Ramadhan 1444 H. Masjid-masjid mulai ramai, disesaki para jamaah yang ingin melaksanakan ibadah.
Gaung kemeriahan itu juga terlihat di negara kita. Menteri Agama mengumumkan bahwa 1 Ramadhan jatuh pada 23 Maret 2023. Tentunya penetapan tersebut berdasarkan hasil pemantauan hilal di sejumlah titik di seluruh Indonesia.
Pada kenyataannya, sebagian umat Islam tentunya telah mempersiapkan diri untuk menyambut bulan yang penuh kemuliaan ini.
Namun tak bisa dipungkiri juga, masih ada yang biasa-biasa saja dalam menyambut Ramadhan. Padahal nyatanya, mereka telah menjalani Ramadhan selama puluhan kali dalam hidup mereka, tapi tidak ada keinginan untuk berubah dan meningkatkan kualitas ibadah.
Berbagai keutamaan Ramadhan juga telah disampaikan para khatib melalui mimbar-mimbar masjid menjelang bulan suci ini. Tujuannya agar umat Islam mempersiapkan diri, dan memanfaatkan momentum Ramadhan dengan memperbanyak ibadah dan meninggalkan kebiasaan buruk yang selama ini mereka lakukan.
Sebenarnya ada dengan Ramadhan? Lewat pertanyaan ini, penulis ingin kembali mengupas tentang kemuliaan yang ada pada Ramadhan itu sendiri.
Bertemu kembali dengan Ramadhan merupakan nikmat yang harus kita syukuri. Allah masih memberikan kita kesempatan untuk menikmati bulan penuh keberkahan ini setelah sebelas bulan mengarungi kehidupan yang penuh warna-warni.
Inilah momentum yang tepat bagi kita semua untuk membersihkan diri dari segala dosa yang melekat tanpa kita sadari.
Kegembiraan menyambut Ramadhan merupakan cerminan ketakwaaan yang ada dalam hati kita. Sejatinya bulan Ramadhan adalah salah satu dari syiar dalam agama kita yang harus kita hormati dan agungkan.
Dibanding bulan lainnya, Ramadhan adalah bulan yang paling mulia. Pada bulan ini permulaan Alquran diturunkan, dia merupakan bulan ketaatan, ibadah dan perbuatan baik. Ramadhan juga bulan penuh ampunan, rahmat dan keridhaan, terdapat Lailatul Qadar yang lebih baik daripada seribu bulan.
Kehadiran bulan Ramadhan tentu membawa kabar gembira bagi kita, dengan berbagai bonus dan keutamaannya. Kalau kita mau merenungi dan memanfaatkan momentum ini, tentunya akan melengkapi kegembiraan kita.
Banyak hadis dari baginda Nabi SAW yang menjelaskan tentang keutamaan bulan Ramadhan, diantaranya ramadhan momentum bagi kita untuk membersihkan diri dari segala noda dosa.
Rasulullah SAW bersabda :
”Shalat lima waktu, shalat Jum’at sampai ke shalat Jum’at berikutnya, puasa Ramadhan ke puasa Ramadhan berikutnya adalah sebagai penghapus (dosa) apabila perbuatan dosa besar ditinggalkan”. (HR. Muslim).
Inilah salah satu alasan kenapa kita harus bersuka cita, karena kita telahm endapat kesempatan untuk menyucikan diri dari kita.
Marilah kita menjalankan ibadah di dalamnya dengan penuh iman dan pengharapan, serta memperbanyak istighfar, agar Ramadhan benera menjadi bulan pengampunan.
Kemudian dalam hadis lainnya Rasulullah SAW menyatakan bahwa Ramadhan sebagai musim kebaikan yang menakjubkan :
“(Bulan di mana) dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, syetan-syetan dibelenggu. Dan berserulah malaikat : wahai pencari kebaikan, sambutlah. Wahai pencari kejahatan, berhentilah” (demikian) sampai berakhirnya Ramadhan” ( HR Ahmad).
Pada bulan ini diberikan isyarat seakan tertutup peluang untuk mengerjakan kejahatan yang digambarkan dengan ditutupnya pintu neraka, sedangkan kebaikan terbuka lebar untuk dikerjakan yang digambarkan bahwa pintu surga dibuka.
Ramadhan menjadi bulan musim kebaikan, di mana semua muslim menjalankan ibadah dengan penuh semangat dan dengan hati yang ringan.
Kita bisa melihat suasana masjid, mushalla dan rumah-rumah kaum muslimi di bulan ini. Suasananya tentu akan sangat berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Lantunan ayat suci Alquran bisa didengarkan di setiap rumah.
Namun Ramadhan akan menjadi seperti bulan-bulan yang lain jika tidak dibarengi dengan usaha dan komitmen dalam menggapai kebaikan di bulan ini.
Pastinya akan rugi rasanya jika Ramadhan berlalu begitu saja layaknya pergantian siang dan malam yang terus berjalan, tapi kita tidak bisa mengambil ibrah dari proses tersebut. Semua akan terasa hambar kalau keutamaan yang begitu besar tidak dinikmati.
Kemudian, bulan Ramadhan adalah Syahrul Qur’an,bulan Diturunkannya Alquran, kitab yang menjadi pedoman hidup umat Islam. Sebab itu, perbanyaklah membaca dan mentadabburnya, minimal selama Ramadhan bisa mengkhatamkan sekali saja. Namun alangkah baiknya jika bisa mengkhatamnya berkali-kali.
Berkaca pada ulama terdahulu, saat Ramadhan tiba, mereka akan fokus beribadah dan membaca Al-Qur’an, meliburkan majelis Ilmu dan menggantikannya dengan Al-Qur’an. Bahkan Imam Syafi’i juga mengkhatamkan Alquran berkali-kali selama Ramadhan.
Berbagai keutamaan yang terkandung dalam bulan Ramadhan telah dijelaskan dalam berbagai literasi. Ada satu hadits Rasulullah SAW yang mengingatkan agar tidak lalai, Rasulullah SAW bersabda : ”Kalau saja umatku tahu apa yang terdapat pada bulan Ramadhan, pastilah mereka berharap Ramadhan itu selama satu tahun.” (HR Thabrani).
Sungguh Ramadhan adalah bulan agung yang pahala ibadah sunat seperti wajib, pahala berlipat ganda dan memiliki berbagai keutamaan lainnya.
Saat ini kita masih berada di awal Ramadhan, mari manfaatkan sebaik mungkin. Jadikan Ramadhan sebagai sarana kita untuk memperbaiki perilaku, ibadah dan hubungan kita dengan sesama manusia.
Penulis merupakan mahasiswa S3 UIN Jakarta Program BIB Kemenag-LPDP dan Pengurus Dayah Insan Qurani Aceh Besar.