Banda Aceh – Pemerhati Sosial dan Politik Aceh, Asrul Abbas, menyerukan kepada pemerintah untuk menambah jumlah tenaga kesehatan, baik perawat maupun dokter di provinsi paling barat Indonesia itu.
Seruan ini dilontarkan anggota DPR Aceh Periode 2004-2009 itu atas dasar kekhawatiran terkait kapasitas pelayanan kesehatan yang masih terbatas di wilayah tersebut.
Menurut Asrul Abbas, Aceh saat ini masih membutuhkan tenaga kesehatan yang lebih banyak untuk melayani kebutuhan masyarakat.
“Saat ini, jumlah tenaga kesehatan yang ada di Aceh masih terbatas dan tidak sebanding dengan jumlah penduduknya. Oleh karena itu, dibutuhkan penambahan tenaga medis dan dokter untuk menjaga ketersediaan pelayanan kesehatan yang memadai,” ujar Asrul, Jumat (3/3/2023).
Asrul mencontohkan, seperti di RSUDZA Banda Aceh, pasien yang berobat atau menjalani perawatan medis membludak setiap harinya. Namun, pelayanannya kurang maksimal akibat terbatasnya tenaga medis.
“Saat ke RSUDZA, saya sempat berbincang-bincang dengan tenaga medis, mereka mengaku bekerja 12 jam dengan sistem 2 shift, menurut saya ini lumayan lama dan lelah, karena yang mereka hadapi pasien, idealnya diubah menjadi 4 shift,” ujarnya.
Oleh karena itu, Asrul menyarankan agar pemangku kepentingan di Aceh untuk sama-sama mencari solusi agar tenaga medis dan dokter yang sudah mengabdi selama ini dengan status honorer atau kontrak agar dipermudah menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) maupun Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Di sisi lain, Asrul juga meminta pemangku kepentingan di Aceh untuk mendesak pemerintah pusat agar mengalokasikan penambahan tenaga medis di daerah ini, baik dengan sistem PPPK maupun PNS.
Bahkan, pria asal Bireuen yang sudah bermukim 17 tahun di Aceh Besar ini menyarankan agar Pemerintah Aceh meminta pusat menyamakan rekrutmen tenaga medis dokter sama seperti rekrutmen TNI dan Polri.
Menurut Asrul, perekrutan sama seperti TNI dan Polri artinya dalam proses peneriamaanya dilakukan secara khusus dan lebih banyak, bukan hal pelatihan fisiknya.
Hal tersebut, menurut Asrul, karena kesehatan adalah komponen yang tak kalah penting bagi ketahanan suatu bangsa dan negara. Dengan banyaknya tenaga medis, maka masyarakat semakin mudah berobat, sehingga terciptanya kondisi yang prima.
“Kalau orang semua sehat, semua bisa mencari nafkah, sehingga terwujudnya masyarakat yang kuat,” tutur Asrul. []