News

Masuk 50 Besar ADWI, Kemenparekraf Visitasi Desa Wisata Jaboi

Sabang – Desa wisata Jaboi merupakan salah satu desa di Indonesia yang masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024, yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Membawa konsep “Desa Wisata Menuju Pariwisata Hijau Berkelas Dunia”, tim Kemenparekraf turun langsung mengunjungi desa wisata Jaboi untuk melakukan penilaian, yang disambut hangat oleh Pemerintah Kota Sabang, Kamis (29/8/2024).

Pj Wali Kota Sabang Andri Nourman mengatakan sejauh ini Pemerintah Kota Sabang secara bersama-sama dengan masyarakat, kepala desa, pokdarwis, bahkan unsur pimpinan daerah, terus berupaya mengembangkan objek wisata di Kota Sabang, termasuk gampong Jaboi.

“Tentu harapan besar kita dengan kehadiran tim visitasi dari Kemenparekraf, Sabang akan terus semakin baik lagi. Tidak hanya sabang terkenal dengan alam bawah lautnya yang indah, tetapi di atas air juga,” kata Andri Nourman.

Pj Wali Kota Sabang juga berharap, kota ini bisa mendapatkan hasil terbaik dalam ajang ADWI tersebut, sesuai dengan harapan bersama masyarakat Kota Sabang. Sehingga masyarakat di luar sana akan semakin mengenal keindahan alam yang luar biasa dari Pulau Weh.

Sementara itu, Staf Ahli Pengembangan Bidang Usaha Kemenparekraf/Baparekraf, Masruroh, mengatakan Desa Wisata Jaboi layak masuk dalam 50 besar katagori salah satu desa terbaik. Berbagai keunggulan dimiliki baik dari segi objek wisata alam yang unik maupun khas jajanan yang dikelola oleh UMKM.

Desa Jaboi sudah sejak lama memiliki konservasi alam yang menjadi penting untuk pariwisata hijau dan didukung oleh wisata gunung merapi serta pemandian air panas yang bersumber langsung dari kawah tersebut.

“Pada hari ini kenapa Desa Wisata Jaboi masuk dalam ADWI 2024 terjawab sudah. Desa ini memiliki keunikan dibandingkan desa lainnya. Dari segi makanannya atau jajanan juga punya khasnya sendiri, sisi tujuan wisatanya ada kawah merapi, ada juga tempat pemandian air panas dan yang paling penting itu ada konservasi, nah konservasi alam itu penting untuk pariwisata hijau,” ungkap Masruroh.

Menurutnya, desa Jaboi sebenarnya sudah juara dengan masuk dalam 50 besar dari seluruh Indonesia, akan tetapi komitmen dari Kemenparekraf untuk desa-desa ini akan dilakukan bimbingan dan pembinaan sesuai dengan apa yang lebih dibutuhkan.

“Kami memang tidak bisa melakukannya sendiri, kita butuh komitmen dari Pemerintah daerah, kita butuh kerjasama dengan LSM, dengan pihak dunia usaha untuk bersama-sama mengembangkan ini, kita sudah masuk ke 50 besar nah, kelebihannya apa, kekurangan apa itu nanti sama-sama kita kerjakan,” tutupnya. []

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button