Bahas Kelembagaan Wali Nanggroe, ARD Hadirkan Empat Pemateri

Diskusi tersebut menghadirkan empat pemateri, yaitu Prof Syahrizal Abbas selaku Tuha Peut Lembaga Wali Nanggroe, Taufik Abda selaku Aktivis Pegiat Adat dan Reusam Aceh.

Kemudian, Juru Bicara Partai Aceh, Nurzahri dan Juru Runding Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Munawar Liza Zainal. Diskusi ini dipandu oleh Adi Warsidi, jurnalis senior Aceh.

Dalam paparannya, keempat pemateri sempakat memperkuat Lembaga Wali Nanggroe, sehingga kehadirannya dirasakan oleh masyarakat Aceh.

“Lembaga Wali Nanggroe harus dikuatkan perannya, demikian juga dengan kekhususan Aceh lainnya,” kata Munawar Liza, salah seorang pemateri.

Sementara pemateri lainnya, Nurzahri menguraikan sejarah lahirnya Lembaga Wali Nanggroe. Dalam perjalanannya, ia tak menampik jika lembaga tersebut masih terdapat sejumlah kekurangan.

Nurzahri menyebut jika Partai Aceh sepakat menguatkan peran Wali Nanggroe, tentu melalui revisi qanun yang bakal dilakukan DPR Aceh.

“Terutama masalah anggaran, sampai hari ini wali hanya mendapatkan gaji saja, sedangkan fasilitas lainnya tidak didapatkan, kecuali fasilitas layanan untuk jamuan tamu dan segala macam, tetapi yang lain tidak ada,” katanya.

Persoalan anggaran itu terkadang membuat Nurzahri bingung dalam menanggapi setiap pernyataan publik, terutama kenapa Wali Nanggroe tidak tidak pernah membantu masyarakat.

“Karena memang tidak ada anggaran, saat lembaga ini terbentuk, nomenklatur anggarannya tidak ada, kita pergi Kementerian Keuangan tidak mau membuka rekening untuk lembaga ini,” ujarnya.

Diskusi tersebut diikuti aktivis, unsur pemerintahan, LSM, mahasiswa, jurnalis dan tamu undangan lainnya. Kegiatan diakhiri dengan saling bertukar pikiran terkait keberadaan Lembaga Wali Nanggroe. []