NewsOlahraga

Kesetiaan Itu Bernama Mukhlis Nakata

Banda Aceh – Kesetiaan itu punya nama, dan namanya adalah Mukhlis Nakata. Sebuah perumpamaan yang tepat bagi sosok pemain andalan Persiraja Banda Aceh ini.

Mukhlis Nakata memang tak muda lagi, namun loyalitas dan totalitasnya untuk Persiraja tak perlu diragukan. Pemain kelahiran 12 Mei 1988 itu sudah memperkuat Persiraja selama 15 tahun lebih, sejak 2009 silam.

Bersama Lantak Laju–julukan Persiraja–Nakata sudah merasakan pahit dan manis dalam berkompetisi.

Sempat absen pada putaran pertama, nama Nakata kembali muncul dalam skuad Persiraja untuk putaran kedua musim 2024/25.

Sepanjang karir profesional, Persiraja menjadi satu-satunya klub yang dibela Mukhlis Nakata. Ia juga berjasa membawa Laskar Rencong dua kali promosi ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia, yakni musim 2010/2011 dan musim 2019.

Pada musim 2010/2011, Nakata membawa Persiraja finis sebagai Runner Up Divisi Utama (kasta kedua Liga Indonesia). Sedangkan pada musim 2019, sosok ini mengantarkan Persiraja meraih juara tiga Liga 2 (kasta kedua Liga Indonesia).

Di lapangan, Nakata berposisi sebagai gelandang. Selain mengatur serangan, ia juga memiliki kelebihan dalam memutus serangan lawan.

Bukan hanya jago di lapangan hijau, Nakata juga memiliki jiwa pemimpin. Sosok ini menjadi perangkul para pemain lainnya dari berbagai suku. Karena itu, sang pelatih kerap sekali mempercayakan Nakata sebagai kapten tim.

Mukhlis Nakata bersama Pj Gubernur Aceh (dua kanan) dan suporter yang tergabung dalam SKULL di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Minggu (5/1/2025). Foto: Muhammad Fadhil/sudutberita.id

Totalitas, loyalitas, dan kedewasaan yang dimiliki Nakata menjadi bukti nyata dedikasi seorang pemain senior. Jika Persija punya Bambang Pamungkas dan Ismed Sofyan, maka Persiraja memiliki Mukhlis Nakata sebagai penjaga semangat tim.

Laga antara Persiraja vs Dejan FC, Minggu (5/1/2025) malam, merupakan laga terakhir bagi Nakata sebagai pemain profesional. Sang pemain masuk pada menit 84, menggantikan Rizky Yusuf Nasution. Sorak-sorai dan tepuk tangan bergemuruh menyambut sang legenda.

Usai pertandingan, klub memberi penghormatan terakhir untuk karyawan Bank Aceh Syariah itu. Semua pemain dan ofisial memakai kaos dengan tulisan Mukhlis Nakata.

Formasi dua baris diatur memanjang, Nakata kemudian berjalan dan menyalami satu per satu pemain dan ofisial. Mereka kemudian membentuk lingkaran, Nakata berada di tengah. Himne “Aceh Mulia” kemudian diputar dan diikuti oleh seiisi stadion. []

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button