Langsa – Keindahan alam Aceh seakan tak habis ditelusuri. Provinsi yang berada di paling barat Indonesia itu memang memiliki beragam jenis objek wisata, baik pegunungan maupun pantai.
Salah satu objek wisata yang menarik dikunjungi di Aceh adalah Hutan Mangrove Kuala Langsa. Dengan luas sekitar 8 ribu hektare, objek wisata ini ramai dikunjungi warga setiap harinya, terutama saat libur panjang dan akhir pekan.
Objek wisata Hutan Mangrove Kuala Langsa berada di Kuala Langsa, Kecamatan Langsa Baro, Kota Langsa, Provinsi Aceh. Untuk menuju objek wisata ini, wisatawan hanya butuh waktu 10 menit perjalanan dari pusat ibu kota Langsa, letaknya tepat sekitaran timur ke arah pesisir Selat Malaka.
Hutan Mangrove Kuala Langsa selain memberikan banyak manfaat untuk kehidupan, juga sebagai tempat wisata yang sangat menakjubkan untuk dikunjungi dan tempat untuk berselfi ria dalam mengabadikan momen indah bersama kerabat tercinta.
Beberapa waktu lalu, sudutberita.id berkesempatan berkunjung ke Hutan Mangrove Kuala Langsa. Dalam perjalanan menuju objek wisata itu, wisatawan akan disuguhkan pemandangan para pedagang yang menjual sate dondong bakar bumbu kari yang dipadukan dengan saos.
Untuk memasuki ke objek wisata Hutan Mangrove Kuala Langsa, wisatawan hanya perlu merogoh kocek Rp 5 ribu per orang. Dengan biaya sebesar ini, pengunjung sudah bisa menikmati keindahan objek wisata tersebut.
Memasuki area objek wisata, pengunjung akan mendapati banyak sekali satwa, seperti monyet. Kehadiran filum chordata ini memberi sensasi tersendiri bagi para pengunjung.
Monyet-monyet yang berada di objek wisata itu memang sudah sangat terbiasa dengan kehadiran pengunjung, sehingga tidak ada yang perlu ditakuti terhadap satwa itu.
Namun, para pengunjung yang membawa makanan diminta berhati-hati, karena monyet-monyet yang terdapat di mangrove sangat agresif, bisa saja dia akan merampas makanan yang dibawa para pengunjung.
Selain hutan mangrove, objek wisata tersebut juga dilengkapi dengan jembatan yang saling terhubung sangat panjang, di bawahnya terdapat banyak sekali akar-akar yang begitu kokoh yang berbentuk seperti sarang laba-laba, beberapa spot disediakan khusus untuk berfoto dengan pemandangan asri nan hijau.
Fasilitas yang terdapat di hutan bakau lengkap, terdapat toilet, kantin dan musala. Tentu tidak perlu khawatir jika ingin salat atau hanya untuk sekadar membuang hajat.
Di penghujung jembatan terdapat beberapa spot foto yang Instagramable. Selain itu, di sana juga terdapat bangunan menara dengan ketinggian sekitar 45 meter, di sini wisatawan bisa menikmati pemandangan Kota Langsa dan hutan mangrove, tentu sangat indah sekali.
Objek wisata Hutan Mangrove Kuala Langsa memang cukup luas dan merupakan salah satu hutan mangrove terbesar di Asia Tenggara. Dari data yang ada, terdapat sekitar 38 jenis macam mangrove hidup di lokasi tersebut.
Selain menggunakan jembatan, berkeliling di objek wisata ini juga bisa dengan menaiki speed boat. Dengan tarif Rp20 ribu per orang, Anda akan dibawa keliling ke sejumlah titik spot yang bisa dimanfaatkan untuk berswafoto.
Selama perjalanan, wisatawan juga akan menikmati pemandangan pohon-pohon bakau. Sungguh sangat menakjubkan. Maka tak heran, banyak wisatawan yang datang untuk melihat hutan mangrove ini, baik dari lokal maupun luar daerah.
Biasanya objek wisata ini akan sangat ramai ketika akhir pekan, dan hari libur nasional. Bisa jadi, ini karena destinasi hutan mangrove ini merupakan satu-satunya yang berada di Aceh.
Salah seorang pengunjung, Surya Asfika mengaku sering kali menjadikan objek wisata Magrove Kuala Langsa sebagai tempat liburan, terutama saat Minggu pagi. Keasrian pepohonan bakau membuat dirinya merasa nyaman.
“Saya sering ke sini di hari Minggu pagi, karena belum padat pengunjung, dan ke sini adalah pilihan yang tepat untuk saya berjalan-jalan pagi, nyaman sambil menikmati alam, walau terkadang saya agak takut dengan monyet yang sangat agresif di sini,” ujar dia.
Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh dalam beberapa tahun terakhir terus melakukan berbagai upaya dalam mendatangkan wisatawan nasional maupun mancanegara ke Tanah Rencong.
Salah satu upaya adalah dengan membenahi sejumlah objek wisata yang ada di Bumi Serambi Mekkah. Di beberapa kesempatan, Kepala Disbudpar Aceh, Almuniza Kamal mengajak warga yang berada di desa wisata untuk mengedepankan pepatah Aceh ‘peumulia jamee adat geutanyoe (memuliakan tamu adat kita)’ dalam menyambut wisatawan.
“Kita harus menyambut tamu dengan ramah, sehingga mereka senang berkunjung kemari dan pastinya mereka akan kembali lagi,” kata Almuniza Kamal.
Di sisi lain, Almuniza juga mengajak pengelola objek wisata dan masyarakat settempat untuk selalu menjaga kebersihan di objek wisata. Dengan demikian, para wisatawan akan merasa nyaman saat berkunjung.
“Ketersediaan amenitas (fasilitas) pariwisata penting diperhatiakn demi kenyamanan para pengunjung,” tutur Almuniza Kamal. []
Reporter: Marzatil Husna