Banda Aceh – Direktorat Musik, Film dan Animasi Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk kreatif Kemenparekraf RI menggelar bincang kreatif dalam rangka peningkatan kompetensi bagi pelaku kreatif subsektor fotografi di Hotel Al Hanifi Kota Banda Aceh, Senin (13/3/2023).
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh melalui Kepala Bidang Pengembangan Usaha Pariwisata dan Kelembagaan (PUPK) Ismail dalam sambutannya menyampaikan, Pemerintah Aceh sangat peduli mengenai industri ekonomi kreatif dalam hal ini konsen terhadap pariwisata untuk memperluas lapangan pekerjaan.
Menurutnya, melalui kegiatan yang dilaksanakan pada hari ini dengan melakukan foto yang baik serta mempublikasikannya melalui media sosial bisa mempromosikan potensi patiwisata yang ada di Aceh.
“Kami berharap para peserta pelaku ekraf akan bisa mengaplikasikan ilmu yang di dapatkan pada hari ini dalam aktivitas kesehariannya, seperti bisa mempromosikan produk yang dimilikinya,” ujar Ismail.
Selain itu, sambung Ismail, peserta bisa berdiskusi dengan narasumber yang berhadir terkait etika dalam pengambilan foto dan lain sebagainya agar dapat menjual suatu produk yang menjadi daya tarik bagi pembeli.
“Jangan berpikir dalam berfoto kita harus menggunakan alat yang mahal untuk menghasilkan foto yang baik, menggunakan HP saja kita bisa menghasilkan sebuah foto yang dapat dipublikasikan. Sudah banyak aplikasi yang bisa kita download untuk mengedit suatu foto,” jelas Ismail.
Koordinator Penerbitan dan Periklanan Kemenparekraf, Tetra Tianiafi menjelaskan, kearifan lokal yang ada di Aceh memiliki ciri khas yang berbeda dari daerah lain, sehingga kita harus mempostingnya di media sosial dengan mengambil foto yang dapat menarik perhatian khalayak ramai.
“Kamera itu kedepannya bisa menjadi teknologi yang semakin canggih, dengan kecanggihan teknologi kita nanti akan mengenal web real time communication atau WebRTC. Manusia akan berlomba dengan kecanggihan teknologi seperti robot dan lain sebagainya,” kata Tetra.
Tetra juga menegaskan bahwa masyarakat Aceh harus mampu mempromosikan Aceh dengan menarik banyak perhatian melalui berfoto serta ada kesadaran literasi dalam menggunakan media sosial melalui media gambar (foto).
Anggota Komisi X DPR RI Illiza Sa’aduddin Djamal dalam sambutannya sekaligus membuka acara tersebut menyampaiikan, dalam pengambilan foto bukan berbicara persoalan dalam pengeditan foto melainkan proses dalam pengambilan foto dalam menceritakan sesuatu.
“Dalam mempotret foto sebenarnya simpel aja, dasar pengambilan foto kita harus paham, seperti pencahayaan dalam pengambilan foto yang menarik, mengabadikan foto harus memiliki rasa yang terkandung pada setiap jepretan foto,” ungkap Illiza.
Sehingga melalui foto, sambung Illiza kita dapat merasakan apa yang ada di gambar, melihat berbagai suasana alam, espresi wajah yang tersematkan di dalam foto. Dalam satu foto bisa berbicara banyak hal .
Illiza berharap, melalui kegiatan ini dapat membuka pola pikir masyakat Aceh serta ilmu yang di dapat bisa mengahasilkan foto yang terbaik, dan kegiatan ini sangat positif bagi 54 peserta yang berhadir. []