NewsPendidikan

Jelang Pemilu, Siswa Aceh Dilatih Cegah Hoaks

Banda Aceh – Sebanyak 60 siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Banda Aceh diberi pemahaman tentang  pencegahan hoaks di Ruang Multimedia SMAN 3 Banda Aceh, Aceh, Rabu (18/1/2023).

Kegiatan ini difasilitasi oleh Gerakan Anti Korupsi (GERAK) Aceh yang berkerja sama dengan Kamudemres, Masyarakat Anti Hoak (MAHA) dan Panwaslih Kota Banda Aceh.

Kegiatan yang mengusung tema Optimalisasi Peran Anak Muda Dalam Menangkal Hoak Demi Ketahanan Demokrasi Menjelang Pemilu 2024 dipandu oleh moderator, Daffa Taqi Abiyyu.

Sementara, yang menjadi narasumber yaitu Ketua Bawaslu Kota Banda Aceh, Afrida, SE, Koordinator KaMuDemres, Raudhatul Hasanah, Jurnalis Muda, Haris Al Qausar, dan Anggota MAHA, Farahah Kamilatun Nuha.

Materi Pertama disampaikan oleh Ketua Bawaslu Kota Banda Aceh, Afrida, SE. Dirinya mengatakan penting ada kolaborasi dan sinergi antara mereka dengan pemangku kepentingan untuk mencegah penyebaran berita bohong yang marak terjadi di tengah masyarakat dan media sosial.

“Penyuluhan kepada masyarakat sangat penting kita lakukan agar dapat menjadi penyambung lidah terkait bahaya dan pencegahan hoax ini. Kita tidak bisa bekerja sendiri, kita perlu bersinergi bersama untuk melakukan pencegahan ini,” kata Afrida.

Menurut Afrida, ada dua langkah yang harus dilakukan dalam pencegahan hoaks itu, yaitu yang pertama langkah preventif dan kedua, korektif.

“Langkah preventif ini merupakan cara untuk mengedukasi masyarakat tentang bagaimana memilah berita fakta atau bohong, karena ini pentingnya peran media jurnalis untuk melawannya dengan berita positif. Kedua, korektif yaitu melakukan tindakan langsung untuk pencegahannya,” tuturnya.

Narasumber yang kedua, Koordinator KaMuDemres, Raudhatul Hasanah, mengatakan siswa-siswi harus memiliki kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu para siswa juga wajib memahami UU ITE seiring dengan berkembangnya teknologi dengan segala sisi positif dan negatifnya.

“Kita harus sadar, bahwa ilmu pengetahuan akan hukum sangat penting untuk menciptakan keteraturan dan ketertiban,” ujarnya.

Selanjutnya, Jurnalis Digdata.id, Haris Al Qaushar yang menyampaikan materi hoaks dan dis/misinformasi mengatakan, di era sekarang hoaks sangat mudah tersebar melalui media sosial.

Untuk itu, ia meminta anak-anak SMAN 3 Banda Aceh yang sudah dibekali pemahaman hoaks untuk selalu menyaring setiap informasi yang diterima sebelum disebarluaskan.

“Selalu utamakan saring sebelum sharing, agar kita juga tidak ikut serta menyebarkan hoaks,” ujar Haris.

Narasumber terakhir dari Anggota MAHA, Farahah Kamilatun Nuha, mengatakan penggunaan sosial media tidaklah jauh berbeda dengan hidup di dunia nyata.

“Kita tidak boleh menyebar fitnah, karena teknologi terkadang kita bicara spontan tanpa edit terlebih dahulu sehingga tersebar ke seluruh dunia,” ujarnya. []

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button