ALHAMDULILLAH, sore Jumat ini cuaca lumayan cerah. Tim Atjeh Lung Care (ALC) yang dipimpin oleh dr Saiful Hadi berkesempatan menyapa seorang saudara kita yang sedang menjalani perawatan karena sesak napas dan batuk darah yang dialaminya sejak beberapa hari yang lalu.
Saudara kita di Jumat berkah ini berasal dari Aceh Besar. Namanya MY. Berumur 45 tahun. Sejak 20 tahun yang lalu beliau bekerja pada sebuah bengkel produksi alat-alat tajam, seperti pisau dapur dan parang. Lokasi kerjanya diseputaran Lamgapang Ulee Kareng.
Jenis perkerjaan beliau yang hampir tiap hari terpapar dengan asap dari dapur kayu. Tujuannya untuk meleburkan besi agar mudah ditempa hingga pipih, dan hingga proses diasah sampai tajam.
Menurut pengakuan beliau, saat proses kikir dan diasah hingga halus, serbuk-serbuk besi itu terhirup bersama udara pernapasan tanpa disadari.
Selain itu, kebiasaan beliau merokok juga ikut memperparah daya tahan saluran napasnya, baik proses peradangan karena respon imun tubuh atau terpapar kuman infeksi. Tahun 2012 lalu, beliau menderita TB paru.
Alhamdulillah beliau termasuk pasien yang patuh minum obat, tuntas selama 6 bulan dan dinyatakan sembuh. Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, hari-hari beliau kembali bergelut dengan bengkel produksi pisau dapur, karena memang itulah satu-satunya pekerjaan yg mungkin beliau lakukan.
Selain itu beliau juga ahli “seumeudap”. Tau seumeudap? Seumeudap adalah salah satu profesi memasang dan menyusun atap yang terbuat dari daun rumbia, biasanya dipakai di atap rumah-rumah Aceh. Namun atap ini sudah lama ditinggalkan masyarakat kita, kecuali beberapa cafe dan keudai kopi di Banda Aceh yang mengusung tema klasik.
Bulan ini, sudah 1 Minggu Pak MY dirawat inap. Anak lelakinya yang baru tamat SMK belum bekerja, putra bungsunya masih duduk di bangku Kelas 4 SD. Beruntung, istri beliau terlihat sangat setia mendampinginya.
Saat pertama datang ke IGD, napasnya sesak berat, beberapa kali batuknya berdahak campur darah. Alhamdulillah keluhan tersebut saat ini sudah berangsur reda. Tim medis sudah melakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk menentukan terapi yang tepat ujar dr Saiful yang juga sebagai Ketua ALC .
Pada kesempatan ini, Tim ALC berkempatan berkonsultasi dengan dr. Irmaini, MPH.Sp.P. Menurut dokter muslimah yang sempat menamatkan pendidikan S2 di Australia ini, penyebab terjadinya batuk berdarah sangat beragam.
Di Indonesia penyebab terbanyak batuk darah adalah infeksi Tuberkulosis Paru, karena Indonesia masih merupakan daerah endemik TB dengan estimasi kasus 843.000 kasus tahun 2020. Pada perokok berat atau pekerja yang terpapar dengan debu, asap, atau partikel dan gas tertentu menyebabkan daya tahan pertahanan paru semakin rendah.
Sehingga saat terpapar kuman TB, sistem imun tubuh tidak mampu melawan keganasan kuman basil tahan asam tersebut. Sehingga terjadi perburukan parenkim paru. Pasien akan mengalami sesak napas, batuk berdahak hingga berdarah, nyeri dada, demam malam hari, dan penurunan berat badan yang drastis.
Selain itu beberapa penyakit lain juga dapat menyebabkan batuk darah di antara infeksi jamur yang disebut Aspergillosis, batuk menahun bronkitis, pnemonia, atau keganasan rongga dada berupa kanker paru yang menjadi isu kesehatan global saat ini.
Di tempat terpisah, mantan aktivis Pemuda Aceh, Hulaimi Jeunieb yang juga Sekjen ALC mengatakan beberapa cara yang terpenting mencegah penyakit pernapasan adalah dengan memutuskan rantai penularan dan menghentikan pencetusnya.
Pencegahan yang paling penting adalah kesadaran kita untuk memakai masker. Jangan anggap masker hanya untuk mencegah Covid-19, masa pandemi berakhir, masker dianggap tidak berguna, penularan TB paru dapat dicegah dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak dengan membiasakan etika batuk yang benar.
Belajar dari kasus saudara kita Pak MY, kami TIM ALC mengajak semua masyarakat untuk komitmen menjaga kesehatan pernapasan dengan tetap berprilaku hidup bersih dan sehat, dan kepada para pekerja utamakan keselamatan dalam bekerja dengan memakai alat pelindung diri.
Tentu menjadi tanggung jawab para pengusaha sebagai pemberi kerja dan pemerintah yang mengatur regulasi agar pekerja tetap produktif sehingga kekuatan ekonomi masyarakat kita semakin baik ke depan. Semoga.
Hulaimi yang akrap disapa dr. HJK juga mengajak masyarakat untuk memasang twibbon di WA atau medsos untuk melakukan sosialiasi “Maskerku Ibadahku”. Twibbon ALC : MASKERKU IBADAHKU – : https://twb.nz/atjehlungcare
*dr. Hulaimi Jeunieb,