News

TIM PKK Aceh Kunjungi Sekolah Pranikah ITB dan Sekolah Rimba Milik Hanan Attaki

Bandung – Program Pranikah yang digagas Tim Dakwah Masjid Salman Institut Pertanian Bandung (ITB) ternyata menarik perhatian TP PKK Provinsi Aceh. Dipimpin langsung oleh penjabat Ketua TP PKK Aceh Ayu Marzuki, PKK Provinsi Aceh melakukan studi banding seraya menimba ilmu soal program sekolah Pranikah saat kunjungan dan studi banding ke Provinsi Jawa Barat, Senin 12 Juni 2023.

Di Masjid itu Rombongan Ayu Marzuki di sambut oleh Wakil Ketua Bidang Dakwah Masjid Salman ITB, Prof Elfahmi, serta sejumlah pengurus Bidang Dakwah Masjid Salman ITB.

Dalam sambutannya, Elfahmi menyampaikan program pranikah merupakan program andalan masjid Salman ITB. Di mana program itu diharapkan selalu bisa menjadi edukasi persiapan pernikahan dan keluarga.

Fahmi juga berharap dengan adanya program tersebut bisa meminimalisir KDRT dan perceraian dalam rumah tangga.

“Saya miris dengan banyaknya kasus perceraian, seperti kemarin ada viral itu di Sumbar, katanya dalam sebulan ada 100 perceraian, penyebab utamanya itu Reuni dan CLBK,” kata Elfahmi.

Sehingga hal Ini, kata Fahmi, menunjukkan bahwa tidak ada iman dalam mempertahan kaluarga sehingga mudah goyah dan berujung pada perceraian.

“Oleh sebab itu kita berikan materi di sekolah Pranikah ini agar tidak terjadi hal semacam itu, kita kuatkan iman, kita kasih ilmu pernikahan. Sekolah Pranikah ini tujuannya satu bisa menambah ilmu bagi pesertanya yang ingin melanjutkan pernikahan dan meminimalisir hal yang tak di inginkan dalam keluarga,” ujarnya.

Apalagi kekokohan sebuah bangsa dimulai dari sebuah keluarga. Dimana bila keluarga itu baik maka baik pula bangsa nya.

Sementara itu Penjabat (Pj) Ketua TP PKK Aceh Ayu Marzuki menyambut baik penjelasan dari Prof Fahmi. Dia bahkan berencana mengadopsi progam tersebut untuk di terapkan di Aceh.

Ayu menjelaskan, angka perceraian di Aceh saat ini tergolong tinggi. Penyebabnya KDRT dan permasalah ekonomi.

“Bahkan disini yang menggugat cerai kebanyakan pihak perempuan,” katanya.

Ayu berharap dengan kunjungan tersebut pihaknya bisa disugguhkan ilmu sebanyak-banyaknya dimulai dari konsep hingga penerapan sekolah Pranikah.

“Masalah narasumber, konsepnya, pesertanya bagaimana cara mengaturnya, saya ingin mempersiapkan betul konsepnya karena menurut saya di Aceh itu paham agama ahli keluarga, namun ketika di klobkan dengan ilmu ekonomi kesehatan itu yang agak susah, mungkin dengan sekolah Pranikah seperti ini kita bisa melakukannya,” katanya.

Sama halnya seperti Prof. Elfahmi sampaikan, Ayu berharap nantinya sekolah Pranikah tidak hanya ada di ITB Bandung saja, namun ada di beberapa Provinsi lainnya juga.

“Tidak hanya di Aceh tidak hanya di Salman ITB tapi seluruh Indonesia ada program seperti ini. Saya berharap seperti itu, supaya cita-cita kita bersama untuk mewujudkan keluarga Indonesia yang Sakinah Mawadah Warrahmah bisa terealisasi dan di ijabah Allah,” katanya.

Sementara itu usai melakukan kunjungan ke Mesjid Salman ITB Bandung, Ayu Marzuki langsung berkunjung ke sekolah rimba milik putra asli Aceh Ustadz Hanan Attaki.

Sekolah yang didirikan di kawasan hutan yang dijadikan sebagai tempat belajar para pemuda, anak-anak dan lainnya itu di beri nama “Pesan Trend”

Hanan Attaki juga membuat kurikulum sendiri dengan konsep belajar di alam bagi pemuda-pemuda ataupun anak-anak remaja.

Tak hanya belajar mengaji, Pesan Trend mengajarkan hidup yang lebih baik, bertani, berolahraga, dan lainnya.

Kawasan ini berada di Hutan cilengkrang Bandung. Hanan Attaki tak memungut biaya bagi pemuda yang ingin belajar di “Pesan Trend”.

“Kita carikan guru yang baik. Belajar gratis, ya beasiswa. Jadi ada sekolah formal dan nonformalnya,” ucap Hanan Attaki dalam pertemuan tersebut dan turut hadir Ustadz Dr. Amri Fatmi, LC, MA.

Ayu Marzuki terlihat sangat mengagumi sekolah milik putra Aceh tersebut. Dia mengapresiasi adanya konsep belajar menyatu dengan alam yang digagas ustad milenial tersebut.

“Semoga di Aceh nantinya juga ada cabang Pesan Trend yang didirikan ustad ini, konsep alam seperti ini rasanya tidak membosankan dan membuat anak-anak lebih betah belajar,” ujarnya. []

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button