Banda Aceh – Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST) Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) bersama Center of Southeast Asian Studies (CSEAS), Kyoto University, Jepang; dan Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala (USK) menyelenggarakan workshop Memorygraph.
Kegiatan dengan tema “Dari Foto ke Memori : Pemanfaatan Memorygraph dalam Mempertahankan Ingatan Kolektif” itu berlangsung di kantor BAST, Bakoy, Aceh Besar, Rabu (21/8/2024).
Hadir sebagai narasumber Assoc. Prof Yoshimi Nishi dari CSEAS Kyoto University, dan Alfi Rahman sebagai moderator, beserta peserta yang merupakan perwakilan dari beberapa instansi dan organisasi di Provinsi Aceh, di antaranya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA).
Kemudian, Museum Tsunami Aceh, Program Magister Ilmu Kebencanaan USK, Pusat Riset Ilmu Sosial dan Budaya (PRISB) USK, Youth Disaster Awareness Forum, termasuk TDMRC dan BAST ANRI, serta MAN Model Banda Aceh sebagai perwakilan pelajar.
Kegiatan dibuka langsung oleh Deputi Bidang Penyelamatan, Pelestarian dan Perlindungan Arsip ANRI, Kandar diwakili oleh Direktur Penyelamatan Arsip ANRI, Mira Puspita Rini.
Mira mengungkapkan bahwa BAST sebagai Pusat Studi Arsip Kebencanaan/Arsip Tsunami memiliki peran sentral dalam memberikan sumber informasi bermanfaat serta rujukan melalui arsip tsunami yang keberadaannya terus dilestarikan bagi generasi yang akan datang.
“Agar meminimalisir kerugian atas dampak dari bencana di kemudian hari. Hal ini sejalan dengan tujuan dari aplikasi Memorygraph yang memiliki tujuan untuk merawat memori mengenai kebencanaan,” kata Mira.
Pada kesempatan ini, Kepala BAST, Muhamad Ihwan mengungkapkan BAST terus bersinergi dalam memberikan akses yang baik untuk meminimalisir dampak dari bencana melalui kolaborasi dari berbagai instansi dan stakeholder.
“Di antaranya adalah CSEAS Kyoto University yang hasil kerja sama pelaksanaan kegiatan workshop Memorygraph dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan,” ujar Ihwan.
Workshop Memorygraph ini sendiri merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan dalam memperingati 20 tahun gempa dan tsunami Aceh. Pada tahun ini peringatan gempa dan tsunami mengambil tema “Dua Dekade Gempa dan Tsunami : Aceh Built Back Better”.
Tema ini menggambarkan pengalaman masyarakat Aceh yang dapat bangkit dari kepiluan dan kembali menjalani kehidupannya lebih baik lagi melalui rehabilitasi dan rekonstruksi yang dilakukan. Selain itu, melalui pengalaman tersebut, masyarakat saat ini terutama generasi muda dapat menjadikannya sebagai pembelajaran dalam memperkuat ketahanan terhadap bencana.
Di masa ini, pembelajaran terkait kebencanaan dapat dilaksanakan dalam berbagai media. Yoshimi Nishi dalam pemaparannya mengungkapkan aplikasi Memorygraph dapat menjadi media yang inovatif sebagai pembelajaran terkait kebencanaan, dengan masyarakat berperan aktif dalam kegiatan pendokumentasian kejadian bencana di masa lalu dan jejaknya di masa sekarang sebagai bentuk upaya merawat memori kolektif bangsa agar tidak tergerus oleh waktu.
Selanjutnya, melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat mengimplementasikan aplikasi Memorygraph dengan baik sebagai upaya bersama dalam menjaga dan melestarikan catatan sejarah agar bermanfaat kepada generasi kedepan nantinya. []