Banda Aceh – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Aceh, Rony Widijarto meminta masyarakat untuk teliti dan berhati-hati jika berinfak menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
“Saat infak ke masjid, harus dibaca, jangan asal infak, nama masjidnya harus jelas,” kata Rony saat Sosialisasi-Edukasi QRIS dan Pelindungan Konsumen (PK) di Gedung BI Aceh, Banda Aceh, Kamis (15/8/2024).
Rony menjelaskan, keaslian QRIS pada lembaga sosial dan keagamaan seperti masjid dapat ditandai dengan adanya tertera nama lembaga atau masjid saat dilakukan transaksi.
“Masyarakat tolong tetap membaca, artinya sistem digital ini pasti ada aspek-aspek negatif, makanya kita harus teliti,” ujar Rony.
Rony menyebutkan, pengguna QRIS di Aceh per Juni mencapai 586.508 orang. Sementara jumlah merchant yang menggunakan fasilitas itu yakni 155.211 dengan volume transaksi mencapai 7.329.858.
Melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi ini, Rony berharap pengguna QRIS di daerah ujung barat Sumatra itu terus bertambah.
Rony optimis peran ulama sebagai tokoh panutan masyarakat di aspek spritual, agama dan sosial kemasyarakatan, akan melahirkan dampak positif terhadap pertumbuhan QRIS di Tanah Rencong
“Kami melihat tentunya akan lebih efektif dengan ulama dan dayah-dayah,” pungkasnya.
Selain dari BI, Sosialisasi-Edukasi QRIS dan Pelindungan Konsumen (PK) di Gedung BI Aceh itu juga diisi oleh Guru Besar UIN Ar-Raniry, Prof Syamsul Rijal. []