NewsPariwisata

Mayjend Hendardji: Membangun Aceh Butuh Seni

Banda Aceh – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN), Mayor Jenderal TNI (Purn) Hendardji Soepandji mengatakan bahwa membangun Aceh tidak cukup dengan ilmu pengetahuan, tetapi juga perlu dibarengi dengan seni.

Hal tersebut disampaikan Hendardji pada acara Diskusi Perkembangan Seni Budaya Aceh Nusantara yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh di Lapangan Expo Bank Aceh, Banda Aceh, Jumat (16/8/2024) sore.

“Membangun sebuah bangsa tidak cukup dengan ilmu pengetahuan, seni juga harus dimiliki pemimpin Aceh,” kata Hendardji.

Jenderal purnawirawan TNI bintang dua itu menjelaskan bahwa kemajuan sebuah peradaban ditentukan oleh dua faktor, yaitu ilmu pengetahuan dan seni. Kedua hal ini harus jalan beriringan.

“Kita tidak boleh menomorduakan seni dalam membangun Aceh ini,” ujar Komandan Pusat Polisi Militer periode 2006-2007 itu.

Hendardji mengibaratkan, melakukan aktivitas sesuatu tanpa seni bagaikan makan sop tanpa garam. Oleh karena itu, ia menilai seni tak dapat dihilangkan dalam membangun Aceh.

“Karena seni rohnya semua aktivitas, orang kalau tidak punya seni, itu ibarat makan sop tanpa garam, kira-kira seperti itu, hambar rasanya, sehingga seni itu dibutuhkan dalam dunia apa pun, ini yang harus disadari, apalagi di PON nanti, kalau PON ingin berhasil, maka seni harus dibunyikan,” kata Hendardji.

Dalam kesempatan itu, Hendardji juga menyampaikan pentingnya menjaga kebudayaan. Menurutnya, ada empat hal yang bisa dilakukan dalam melindungi budaya agar tidak punah.

“Dalam melindungi budaya, ada empat fungsi yang dilakukan, yaitu perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan,” kata dia.

Dia juga menyinggung soal pentingnya membudayakan berbahasa Aceh dalam kehidupan sehari-hari. Hendardji memuji upaya pemerintah melalui advokasi Ketua KSBN Aceh, Sulaiman yang memberlakukan penggunaan bahasa Aceh di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM).

“Ini perlu dipertahankan, demikian juga di dalam pesawat menuju ke Aceh, harus diupayakan supaya ada penggunaan bahasa Aceh,” kata Hendardji.

Selain Hendardji Soepandji, diskusi tersebut juga diisi oleh Budayawan Nab Bahany dan Dosen ISBI Aceh, Ichsan. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Panggung Apresiasi Seni KSBN 2024 dengan tema “Kilau Budaya Aceh Nusantara” yang berlangsung 16-17 Agustus 2024. []

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button