Banda Aceh – Pemadaman listrik yang terjadi di Banda Aceh kembali menimbulkan kesulitan bagi warga. Salah satu keluarga yang terdampak adalah keluarga Ikhsan, warga yang berdomisili di Gampong Jawa, Kecamatan Kutaraja, yang terpaksa mencari penginapan di tengah malam demi kenyamanan anak balita mereka yang berusia dua tahun.
Pemadaman listrik mulai terjadi sejak Selasa (4/5/2024 sore. Dampaknya sangat terasa, tanpa listrik, berbagai kebutuhan dasar menjadi sulit terpenuhi. Air tidak mengalir, nasi tidak bisa dimasak, dan kondisi rumah menjadi panas karena pendingin udara (AC) tidak berfungsi.
“Situasi ini sangat mengkhawatirkan bagi kami yang memiliki anak kecil, dipastikan orang lain juga mengeluh hal serupa,” ujar Ikhsan, Rabu (5/6/2024).
Melihat situasi ini, Ikhsan dan keluarganya memutuskan untuk mencari penginapan murah yang bisa memberikan kenyamanan bagi anak mereka. Dengan bantuan aplikasi pencarian hotel, mereka berhasil menemukan penginapan yang terjangkau di salah satu tempat di Banda Aceh.
Pemadaman listrik yang sering terjadi telah menambah beban hidup masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki anak kecil atau anggota keluarga yang membutuhkan perhatian khusus.
Karena itu, dia berharap pihak PLN bisa segera mencari solusi untuk masalah ini agar kejadian serupa tidak terus berulang. Anehnya, sebagian rumah warga di daerah yang sama ada yang hidup (litrik).
“Kami berharap PLN lebih tanggap dalam menangani pemadaman listrik,” tambah Ikhsan.
Selian itu, PLN diharapkan dapat bekerja lebih keras dalam memastikan distribusi listrik yang stabil dan merata, serta menyediakan solusi alternatif jika terjadi pemadaman.
Masyarakat juga berharap adanya kompensasi atau bantuan untuk mereka yang terdampak oleh pemadaman listrik berkepanjangan.
“Kalau konsumen telat membayar tagihan bulanan listrik, masyarakat didenda hingga ada pemutusan sambungan. Nah sebaliknya, kalau ada listrik mati, maka harus ada ganti rugi bagi masyarakat,” kata dia. []