Banda Aceh – Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh dan Griffith University Australia, melalui program penelitian bersama CORE-STEP, sukses melaksanakan pelatihan yang berjudul “Manajemen Risiko Kesehatan terkait Dampak Perubahan Iklim” di 3 Kota di Indonesia, yaitu Banda Aceh, Mataram dan Ambon.
Kegiatan yang dilaksanakan secara estafet mulai 24 April hingga 1 Mei 2024 ini merupakan salah satu rangkaian dari project CORE-STEP, yaitu proyek kerjasama riset antara Universitas Syiah Kuala (USK) dan Griffith University Australia dan didanai oleh pemerintah Australia melalui program KONEKSI yang telah dimulai sejak Juni tahun lalu.
Peserta dari pelatihan ini merupakan para tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Pilot dari project ini serta staf Dinas Kesehatan masing-masing kota. Adapun puskesmas yang terlibat di antaranya Puskesmas Lampulo dan Puskesmas di Kota Banda Aceh, Puskesmas Tanjung Karang dan Puskesmas Ampenan di Kota Mataram serta Puskesmas Poka Rumah Tiga dan Puskesmas Benteng di Kota Ambon.
Selain peserta dari staf puskesmas, pelatihan ini juga dihadiri perwakilan staf dari Dinas Kesehatan masing-masing kota.
“Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan kesehatan masyarakat yang paling mendesak saat ini,” kata Dr. Rina Suryani Oktari, Lead Researcher Indonesia pada project CORE-STEP.
Melalui pelatihan peningkatan kapasitas ini, Rina berharap dapat mempersiapkan tenaga kesehatan di puskesmas agar lebih sadar dan tanggap dalam menghadapi tantangan perubahan iklim khususnya untuk tenaga kesehatan di wilayah pilot project kita yaitu Kota Banda Aceh, Kota Mataram dan Kota Ambon.
“Kami juga sudah mempersiapkan dashboard yang akan mendukung kesiapan Puskesmas dalam menghadapi perubahan iklim, dashboard tersebut akan kami launching pada bulan Juni nanti di Kota Mataram,” tambahnya yang juga turut hadir langsung di Universitas Pattimura dan Universitas Mataram serta menjadi salah satu narasumber pada pelatihan tersebut.
Kegiatan Capacity Building tersebut sukses dilaksanakan di Banda Aceh pada tanggal 24-25 April 2024, Mataram pada tanggal 26-27 April 2-24 dan Ambon pada tanggal 30 April dan 1 Mei 2024.
Kegiatan berdurasi full 2 hari di masing-masing kota ini mendapat antusiasme luar biasa dari peserta yang hadir, baik peserta dari Banda Aceh dan Mataram, maupun peserta dari Kota Ambon.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, drg. Wendy Pelupessy menyambut baik TIM CORE-STEP yang telah menjadi penyelenggara kegiatan pelatihan ini.
Dalam sambutannya pada sesi pembukaan, Wendy menyatakan rasa senang dan bangga karena Dinas Kesehatan Kota Ambon telah dipilih untuk terlibat dalam Project CORE-STEP ini dan berharap dapat akan terus terjalin kerjasama.
“Kami selalu siap dan mendukung berbagai kegiatan dari CORE-STEP, dan sebuah kebanggaan bisa terus dilibatkan, ini ada dua puskesmas terpilih yang terlibat dari 20 puskesmas yang ada di Ambon, jadi pesan saya jangan sia-siakan kesempatan belajar ini, dan kepada peserta dapat menjadi perwakilan untuk dapat menyampaikan juga ilmu yang didapat di pelatihan CORE-STEP ini, agar harapannya petugas kesehatan Kota Ambon dapat lebih siap menghadapi berbagai dampak perubahan iklim pada kesehatan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram juga mengungkapkan harapan untuk dapat terus terjalin kerjasama antara Kota Mataram dan Project CORE STEP.
“Kami selalu siap dan mendukung berbagai kegiatan dari Core Step, dan sebuah kebanggaan bisa terus dilibatkan, apalagi staf puskesmas Kota Mataram dapat dilatih terkait kebencanaan dan perubahan iklim, ini akan menjadi bekal yang baik untuk para staff kami untuk menjadi siap menghadapi dampak kesehatan dari perubahan iklim,” ujar dia.
Selain disambut baik oleh masing masing Dinas Kesehatan Kota, kegiatan ini juga didukung penuh oleh Universitas Mitra CORE-STEP, yaitu Universitas Mataram dan Universitas Pattimura. Di Kota Ambon sendiri kegiatan ini diresmikan langsung oleh Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan UNPATTI Prof. Dr. Pieter Kakisina, SPd.,M.Si dan di Kota Mataram dibuka dan diresmikan oleh Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Mataram Dr. dr. Rohadi sp.BS.
Di Aceh sendiri kegiatan ini dilaksanakan di Kryad Muraya Hotel dan diresmikan oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik, Prof. Dr. Agussabti.
“Pelatihan capacity building ini sangat penting dilaksanakan karena terkait manajemen risiko kesehatan akibat perubahan iklim. Cukup banyak munculnya berbagai jenis penyakit baru yang terkait dengan perubahan iklim global. Kerjasama antara Universitas Syiah Kuala dengan Griffith University juga memperkuat kesiapsiagaan dalam menghadapi risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim ini,” kata Agusdabti.
Agussabti juga mengapresiasi kontribusi Dr. Rina Suryani Oktari dalam membawa ide-ide inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat. Serta telah membawa nama USK menjadi leader untuk proyek internasional ini.
Ia juga menekankan bahwa kegiatan seperti ini penting untuk terus didorong dan ditingkatkan, meskipun dengan keterbatasan sumber daya yang ada.
“Saya berharap bahwa melalui kolaborasi dan pembagian pengetahuan, masyarakat dapat menjadi lebih sehat dan tangguh di masa yang akan datang,” harap Agussabti.
Kepala Dinas Kota Banda Aceh yang diwakili Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Syukriah menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang hadir, termasuk pendukung utama hari itu dan leader CORE-STEP yang memberikan dukungan luar biasa kepada Dinas Kesehatan dan Puskesmas.
“Mewakili Kepala Dinas kami mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan ini. Kami bersyukur karena Kota Banda Aceh telah dipilih sebagai pilot project CORE-STEP, dengan Puskesmas Batoh dan Lampulo menjadi percontohan untuk puskesmas yang lainnya,” ujarnya.
Selama dua hari, para peserta dibekali dengan materi-materi terkini mengenai strategi manajemen risiko, studi kasus, serta simulasi yang akan membantu mereka dalam mempraktekkan pengetahuan yang diperoleh.
Menghadirkan 4 orang narasumber yang merupakan ahli di bidang kebencanaan, lingkungan dan kesehatan, yaitu Dr. Rina Suryani Oktari, yang membahas materi indikator untuk penilaian kerentanan dan risiko iklim.
Kemudian, dr. Hendra Kurniawan, membawa pembahasan mengenai identifikasi dampak perubahan iklim pada bidang kesehatan.
Lalu, dr. Wahyu Sulistya Affarah yang memaparkan terkait bencana dan perubahan iklim, serta dr. Ina Agustina Isturini yang berasal dari Pusat Krisis, Kementerian Kesehatan, yang memperkenalkan tentang Kebijakan Nasional dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan.
Para peserta tampak bersemangat mengikuti kegiatan yang berlangsung selama 2 hari berturut turut ini.
“Pelatihan ini membuka wawasan kami terkait perubahan iklim dan bencana, ilmu yang sangat bagus, terlebih fasilitator dan narasumbernya membawa acara dengan sangat menyenangkan, penuh semangat dan kreatif, kami pun mudah mendapat ilmu dan semakin penasaran terkait dampak perubahan iklim bagi kesehatan,” ungkap salah satu peserta dalam wawancara terpisah.
Untuk diketahui, CORE STEP dengan situs https://www.core-step.corescience.id merupakan proyek kerjasama riset antara Universitas Syiah Kuala (USK) yang dipimpin oleh Dr. Rina Suryani Oktari dan Griffith University yang dipimpin oleh Dr. Connie Cai Ru Gan.
Proyek riset yang didanai oleh Pemerintah Australia melalui KONEKSI ini juga melibatkan beberapa mitra lainnya seperti Kementerian Kesehatan, ICLEI, CARI Bencana, Universitas Mataram, Universitas Pattimura dan Yayasan LAPPAN. []