Banda Aceh – Menjelang seminggu dimulainya Pembukaan Kongres XXXII Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang akan berlangsung beberapa hari mendatang di Kota Pontianak, Provinsi Kalimatan Barat mulai tanggal 24 sampai dengan 29 November 2023. Salah satu kandidat calon ketua Umum PB HMI asal Cabang Bireuen, Badko HMI Aceh menghadiri acara temu ramah dan deklarasi sebagai wujud upaya penjajakan konsolidasi penguatan dukungan menuju arena pagelaran forum kongres yang berlangsung pada Sabtu (18/11/2023) di Kota Banda Aceh.
Bukan tanpa alasan, kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai bentuk izin restu dan dukungan moril dari segenap senior-senior dan juga kader-kader HMI yang ada di kawasan Provinsi Aceh atas dasar awal mula dirinya memulai dan mengenal HMI sebagai tempat bernaung dan berproses didalam menempa diri menjadi Insan Cita sejak mulai dari tingkat komisariat, cabang, bahkan hingga masuk sebagai salah satu Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) yang saat ini dipercayakan menjabat sebagai wasekjen internal PB HMI yang sebentar lagi akan segera dipurnatugaskan jabatannya pada forum tertinggi kongres HMI ke XXXII Pontianak.
Dalam acara tersebut, dirinya menyampaikan niat ikhtiar memutuskan maju sebagai kandidat calon Ketua Umum PB Hmi dalam rangka melanjutkan arah gerak mata kompas Hmi sebagai organisasi perkaderan seperti yang dicita-citakan oleh para pendiri dan pendahulu dalam menuntaskan misi keummatan dan kebangsaan dinegeri ini.
“Sejatinya HMI sebagai salah satu organisasi mahasiswa terbesar di indonesia saat ini, harus mampu kembali menjadi pioner penyokong dalam memberi tawaran dan solusi-solusi kongkrit berbentuk gagasan ide, program dan cara pandang arah Pembangunan Indonesia dimasa mendatang. Apalagi jika dilihat dari misi besar Pemerintah Indonesia saat ini sedang menyiapkan diri menuju negara maju ditengah tantangan perubahan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat,” jelasnya.
Menurutnya, konsep gagasan HMI Reformis sangatlah tepat jika diaplikasikan dalam sebuah rencana kerja besar pemerintah ke depan, terkhusus dalam lingkup generasi muda yang saat ini dilanda tantangan bonus demografi. Keberadaan Hmi nantinya akan menjadi untuk meningkatkan sumber SDM muda yang ada demi terwujudnya masyarakat adil & makmur.
“Sebagaimana kita ketahui HMI masih menjadi barometer bagi perkembangan intelektual Muslim di Indonesia. Maka oleh karenanya atas izin Allah dan do’a serta dukungan teman-teman dan Alumni HMI khususnya Aceh, saya siap maju sebagai Kandidat Ketua Umum PB HMI,” tutur Agus.
Sebelumnya, Agussalim ditetapkan sebagai salah satu calon kandidat Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB-HMI) pada Kongres HMI ke XXXII di Pontianak. Dia berharap, apa yang sedang ditempuh olehnya, dapat diapresiasi oleh seluruh masyarakat Aceh, terutama kader HMI se-Aceh.
Lelaki kelahiran Pante Piyeu-Bireuen, ini hadir membangun citra Aceh di kancah politik kepemudaan nasional (PB HMI). Apa yang sedang ditempuh oleh beliau, patut diapresiasi oleh seluruh masyarakat Aceh, terutama kader HMI se-Aceh.
Di tengah kemerosotan integritas para politisi atau kepemimpinan di Aceh sudah selayaknya kader HMI se-Aceh menampakkan diri untuk membangun konsolidasi politik HMI dalam membangun integritas dan marwah Aceh di mata Indonesia. Sebab hanya ditangan anak muda (kader HMI Aceh) Aceh dapat diperbaiki.
Hampir tiga dekade ini lintas cabang HMI se-Aceh dalam tiap kongres berlangsung selalu berbeda jalan dalam membangun kesadaran politik nasional.
Agussalim, berangkat dari gerakan bawah dan berasal dari keluarga petani, meniti karier sebagai Kabid PTKP HMI Cabang Bireuen, Sekretaris Umum HMI Cabang Bireuen, melesat tajam menjadi Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Internal PB HMI Periode 2021-2023, hingga meneguhkan sikap untuk berkontestasi menjadi ketua umum dalam Kongres HMI ke 32 di Pontianak.
Dalam dunia akademik, beliau menamatkan strata satu di Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Almuslim Aceh, kini beliau sedang menamatkan dua studi magister secara bersamaan, yaitu Magister Komunikasi Politik di Universitas Paramadina dan Magister Hukum Tata Negara di Universitas Nasional.
Dalam dunia jurnalistik dan perfilman, beliau pernah mengemban tugas sebagai Tim Suksesi Penetapan MoU Bireuen Kota Kreatif Sektor Seni Pertunjukan, Fotografi dan Film oleh Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dan pernah menyelesaikan pengabdian sebagai Manager Program Komunitas Film Dokumenter Juang Cinema.
Akumulasi semua ketangkasannya menjadi harapan politik anak muda Aceh dan nasional. Kini, Agussalim telah membuka celah memori prestasi Aceh sebagai kekuatan sekarang dan masa depan, secara tidak langsung menciptakan cerminan bagaimana integritas kader HMI se-Aceh hari ini. Strategi HMI Reformis yang terus digerakkan bersama rekan-rekan mesti disambut baik dan aktif untuk memenangkan gagasan Agussalim sebagai wujud untuk mengulang kejayaan Aceh untuk kemajuan bangsa.
Terukir dalam sejarah Indonesia, generasi Aceh memiliki darah pejuang, jiwa militansi yang tinggi, mengayomi. Aceh pernah membangun bangsa Indonesia dengan kearifan lokalnya justru memicu militansi daerah lainnya untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia.
Sebab posisi Aceh tidak diragukan lagi untuk memimpin atau memperbaiki situasi kebangsaan dan keindonesiaan hari ini. Semestinya kader HMI berjuang secara reformis, mengedepankan diplomasi integritas tanpa memberi peluang ‘olah-olah’ di setiap pesta Kongres HMI. Konkretnya, kader HMI se-Aceh hari ini mesti membuka mata bahwa untuk merubah citra Aceh yang lebih baik dari HMI ada di tangan mereka.
Saatnya “Aceh memimpin Indonesia” adalah wujud nyata bagi HMI Aceh untuk meneruskan semangat reformis dan nasionalisme yang mengakar dan menjalar dari ujung Sumatera hingga seluruh benak nusantara. Oleh karena itu, komitmen Agussalim untuk meraih posisi Ketua Umum PB HMI patut dijadikan kendaraan politik anak muda bagi kader HMI se-Aceh bahwa putra Aceh benar-benar layak memimpin PB HMI sebagai hasil Kongres ke- XXXII di Pontianak. []