Banda Aceh – Pengurus Wilayah (PW) Fatayat NU Aceh memperingatan Hari Santri Nasional 2023 dengan cara edukasi sejarah hari santri kesehatan dengan tema santri berkualitas, sehat dan aktif. Peringati itu dilaksanakan di Pesantren Mahyal Ulum Al-Aziziyah, Aceh Besar, Senin (23/10/2023).
Ketua PW Fatayat NU Aceh, Ida Friatna mengatakan bahwa santri hari ini memiliki situasi dan kondisi serta tantangan yang berbeda dengan santri pada masa dahulu baik dalam hal keseharian, pergaulan dan perkembangan zaman termasuk kemajuan teknologi.
“Karena itu, penting bagi para santri untuk senantiasa meningkatkan kualitas diri sendiri dalam banyak hal seperti kualitas kesehatan diri, ilmu agama dan skill lainnya agar santri mampu bersaing dalam segala situasi dengan tantangan yang dihadapi,” kata Ida dalam sambutanya.
Sementara itu, kepala SMK Mahyal Ulum Al-Aziziyah Erma Suryani mengucapkan terimakasih atas kegiatan informatif yang dilaksankan oleh PW Fatayat NU Aceh bagi santriwan-santriwati maupun siswa-siswi di pesantren setempat.
Erma berharap giat penguatan kapasitas untuk santri dalam hal-hal yang diluar kurikulum sekolah dan pesantren akan terus dapat bersinergi dengan Fatayat NU dan lembaga kompeten lainnya seperti yang dilaksanakan hari ini.
Pada kesempatan yang sama, sekretaris PW Fatayat NU Aceh Lia Nurhilaliah dalam pematerinya memaparkan tentang sejarah hari santri pra kemerdekaan, pasca merdeka tahun 1945 hingga terbitnya resolusi jihad NU pada Oktober 1945.
“Sebagai seruan fatwa bagi Nahdiyin dan umat Islam di Jawa, Madura dan seluruh Nusantara untuk jihad melawan penjajah yang masa itu masih ingin menguasai dan kembali merebut kemerdekaan Indonesia,” kata Lia.
Lebih lanjut, Lia mengajak santri untuk senantiasa mengingat jasa-jasa para ulama, mujahid mujahidah zaman perjuangan kemerdekaan sebagai inspirasi, motivasi dan panutan dalam memegang teguh ajaran agama Islam, memelihara ukhuwah serta nilai-nilai persatuan bangsa dan kesatuan NKRI.
“Jihad santri hari ini bukan dengan perang dan angkat senjata seperti zaman Indonesia belum merdeka, tapi dengan mengaji, membiasakan perilaku baik, memperkuat kapasitas dan memperkaya skill diri hingga menjadi pribadi sehat lahir batin, siap menghadapi tantangan zaman dan kemajuan informasi teknologi,” ujarnya.
Sementara itu, pemateri lainya Staff UNICEF perwakilan Aceh Tira Aswitama menjelaskan, terkait kesehatan diri pribadi, khususnya remaja dan hal-hal kesehatan umum dan masalah-masalah yang sering terjadi pada remaja, khususnya di lingkungan pesantren.
Dalam diskusi interaktif, santri tampak antusias untuk memahami hal-hal perilaku hidup sehat dan realita masalah yang sering dihadapi baik terkait masalah kesehatan reproduksi dan masalah sehari-hari seperti makanan sehat, lingkungan sehat dan upaya mencegah penyakit menular di lingkungan santri.
Tira berharap gar para santri dalam keseharian dapat menjaga memelihara kesehatan diri memahami hal-hal pencegahan terjadinya sakit, serta mengetahui tindakan pertama ketika menghadapi atau mengalami gejala-gejala gangguan kesehatan pada diri sendiri atau teman di pesantren.
“Semoga informasi kesehatan ini bermanfaat dan dapat difahami oleh santri guna meningkatkan kualitas kesehatan satri, oleh dirinya sendiri. Jika tidak tau cara menanganinya maka dapat segera untuk ditangani oleh tenaga medis,” tutupnya. []
Fauzan