Banda Aceh – Wisuda Universitas Syiah Kuala ke-157 yang dilaksanakan di Gedung AAC Dayan Dawood, Kamis (25/5/2023) terasa istimewa, karena dari ribuan lulusan tersebut terdapat dua wisudawan yang menyandang disabilitas.
Kedua lulusan tersebut adalah Desi Arisandy dari Program Studi S1 Teknik Geologi, yang lulus dengan predikat memuaskan. Lalu Tuanku Muhammad Athaya dari Program Studi DIII Manajemen Informatika, yang lulus dengan predikat sangat memuaskan.
Kedua alumni USK tersebut harus menggunakan kursi roda saat menerima ijazah dari Rektor akibat penyakit yang dideritanya masing-masing. Seperti Desy yang mengalami penyakit tulang belakang (scoliosis) sejak 2013.
Meskipun kondisinya demikian, Desy berhasil meraih prestasi yang sangat membanggakan. Bahkan ia berhasil lulus seleksi untuk melanjutkan studinya pada program magister di Cardiff University, Wales, Inggris dengan Program Environmental Hazards. Rencananya, Desi akan kuliah ke negara Benua Eropa tersebut pada September tahun ini.
Adapun Athya, harus menggunakan kursi roda sejak kecil akibat penyakit langka yang menyerang tubuhnya, yaitu Spinal Muscular Atrophy (SMA).
Rektor USK, Prof Marwan dalam sambutannya mengucapkan selamat atas perjuangan kedua lulusan USK tersebut sehingga berhasil meraih gelar akademiknya pada wisuda kali ini.
Rektor menilai, perjuangan keduanya hingga berhasil meraih gelar sarjana maupun vokasinya pada hari ini, patut menjadi inspirasi serta motivasi bagi kita semua. Bahwa dalam kondisi keterbatasan sekalipun, mereka tidak pernah berputus asa terhadap impiannya.
“Keduanya tetap semangat untuk belajar serta berjuang demi mewujudkan cita-citanya. Semua ini patut menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita semua,” ucap Rektor.
Selain wisudawan disabilitas, pada wisuda kali ini USK juga meluluskan empat mahasiswa asing yang berasal dari Gambia.
Mereka adalah Oumie Njie dan Essa Garba dari Program of International Law, dan Therese Mendy dari Program Studi Ilmu Politik, yang lulus dengan predikat sangat memuaskan. Lalu mahasiswa asing lainnya yaitu Rahmatoulie Bary dari International Accounting Program berhasil lulus dengan predikat cumlaude.
Pada periode sebelumnya, USK juga telah meluluskan 6 mahasiswa asing dengan predikat cumlaude. Dan saat ini, sekitar 80 mahasiswa asing masih menjalankan studinya di USK.
“Keberadaan mahasiswa asing ini setidaknya menunjukkan USK telah meluaskan kiprahnya, baik di tingkat nasional hingga dunia internasional,” ucap Rektor.
Terkait kian beragamnya latar belakang mahasiswa yang menempuh studi di USK tersebut, Wakil Rektor Bidang Akademik USK Prof Agussabti mengatakan, kondisi tersebut menjadi perhatian USK untuk terus meningkatkan pelayanannya.
“Khususnya bagi mahasiswa asing dan disabilitas, USK akan menyiapkan program khusus agar kegiatan pembelajaran mereka bisa optimal di kampus ini,” ucap Agussabti.
Untuk mahasiswa disabilitas, USK akan menyiapkan fasilitas khusus yang memudahkan mahasiswa disabilitas untuk mendapatkan pelayanan pembelajaran yang lebih optimal.
Lalu untuk mahasiswa asing, ungkap Agussabti, USK telah membuka kelas internasional, pemberian bantuan pendidikan dan fasilitas pendidikan lainnya agar semakin banyak mahasiswa asing yang tertarik kuliah di USK.
“USK semakin berkembang, hal ini terlihat semakin beragamnya mahasiswa yang studi di sini. Untuk itulah, USK akan terus meningkatkan kualitas pelayanan pendidikannya,” ucap Agussabti. []