NewsPendidikan

Mantan Rektor UniSZA Malaysia Kunjungi Dayah Ruhul Qurani

Aceh Barat – Prof. Datuk Dr. Yahaya bin Ibrahim mengunjungi Dayah Ruhul Qurani (RQ) pada Sabtu (25/2/2023).

Kunjungan ini dilakukan di sela-sela agendanya di Meulaboh yaitu memberikan kuliah umum di Universitas Teuku Umar (UTU) dengan tema “Berdirinya Sebuah Universitas Tersohor (An Establishment Of The Great University).”

Datuk Yahaya Ibrahim merupakan seorang mantan Rektor Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA), Terengganu, Malaysia. Dia aktif melakukan penelitian di Malaysia dan Indonesia.

Selain itu, dia juga telah mempresentasikan karya-karyanya di lebih dari 100 konferensi di tingkat nasional maupun internasional.

Kedatangan Datuk Yahaya Ibrahim disambut oleh Pembina Yayasan Dayah Ruhul Qurani yaitu Dr. (HC) H. T. Alaidinsyah yang dikenal sehari-hari dengan Haji Tito, beserta Dr. Mursyidin, MA. Selain itu juga disambut oleh Pimpinan Dayah RQ Ust. Kamil Syafruddin, Lc. Dpl. beserta jajarannya.

Ketika berbincang-bincang dengan pihak RQ, Datuk Yahaya Ibrahim mengatakan jika dirinya akan menyampaikan kepada orang-orang Malaysia untuk mengunjungi Ruhul Qurani Islamic Boardingschool ini.

“Alhamdulillah akhirnya saya bisa berkunjung ke Ruhul Qurani Islamic Boarding School ini, walau belum selesai pembangunannya. Ketika saya melihat-lihat dari luar tadi, saya kagum dengan upaya yang dilakukan oleh Pembina Yayasan Bapak Haji Tito beserta para ustaz-ustaz yang ada di sini,” katanya.

Menurut Yahaya Ibrahim, apa yang dilakukan Haji Tito merupakan fardhu kifayah yang sangat penting dan besar manfaatnya bagi umat Islam. Ini menunjukkan sebuah revolusi pendidikan Islam di Aceh dan juga di rantau Asia Tenggara.

“Dan saya percaya ini merupakan model sekolah agama Islam yang sesuai dengan masa ini dan masa yang akan datang. Jadi, saya berharap seluruh umat Islam di Aceh, di Indonesia, bahkan di rantau Asia ini, dan juga dari pada negara-negara Islam di dunia ini, akan mengambil ini sebagai salah satu contoh Islamic Boarding School. Anak-anak Aceh sendiri seharusnya mengambil manfaat dari pesantren ini dan mendukung program-programnya,” ujarnya. []

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button