Kepengurusan Himpasay Periode 2022-2023 Dikukuhkan |
Yogyakarta – Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) yang diwakili Cut Putri Ariannur mengukuhkan kepengurusan Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Aceh-Yogyakarta (Himpasay) Periode 2022-2023.
Pengukuhan dengan mengusung tema “Meneguhkan Persatuan, Menyongsong Peradapan” itu berlangsung di Balee Gadeng, Sagan, Yogyakarta, Sabtu (17/9/2022) malam.
Ada 38 pengurus badan harian yang dikukuhkan, di antaranya Ramazana sebagai ketua umum, Afifah Bilqis sebagai wakil ketua umum, Muhammad Farhan sebagai sekretaris umum dan Widia Astuti sebagai bendahara umum.
Ketua Himpasay Periode 2022-2023, Ramazana dalam sambutannya mengaku bangga menjadi masyarakat Aceh, di mana dengan kekompakkan di masa lalu mampu menghadiahi pesawat dan emas untuk kemerdekaan RI.
“Kini saya berharap kekompakkan itu terbentuk untuk menjadikan Aceh yang gemilang ke depannya,” ungkap pria yang kerab disapa Ramadhan Pasee tersebut.
Acara pelantikan yang dihadiri 138 mahasiswa pascasarjana berlangsung khidmat. Kegiatan diawali dengan penampilan tarian Ranup Lampuan yang ditampilkan oleh Sanggar Pocut Nyak Dhien, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Muhammad Rais Baizar.
Kemudian menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Hymne Aceh. Ramazana berterimakasih kepada seluruh penasehat Himpasay yang telah membantu kegiatan ini terlaksana, terutama mahasiswa Pascasarjana Aceh Yogyakarta, masyarakat Aceh Yogyakarta.
“Kemudian, masyarakat Aceh, organisasi kabupaten/kota Aceh di Yogyakarta yang berhadir, para tamu undangan, dan seluruh sponsor kegiatan yang telah mendukung seperti Aceh World Time, Nastock.id, Cekmos Apple Store, Wafi Book store, Duta Serambi dan Prof. Herman Fithra, Rektor Universitas Malikussaleh yang ikut mensupport semangat, moril dan berdiskusi sebelum kegiatan dilaksanakan pada malam hari,” ujarnya.
Sementara, Ketua Demisioner Himapsay, Dede Adistira mengungkapkan, mahasiswa sangat punya tekat dalam mengembangkan Aceh dari Yogyakarta dan ia optimis bisa melakukannya.
“Kami tergabung dalam Himpasay harus menerobos dan membuktikan mahasiswa pascasarjana Aceh bukan apatis, namun mahasiswa yang punya nilai sosial yang sangat tinggi terhadap pembangunan Aceh,” ungkap pemuda yang kerap disapa Dede Pase itu.
Selain mahasiswa, pelantikan tersebut juga dihadiri tokoh Aceh yang kini menetap di Yogyakarta, salah satunya Prof Irwan Abdullah. Guru Besar Antropologi UGM ikut memberikan petuah kepada mahasiswa asal Tanah Rencong itu.
“Kita semua adalah anugerah terbesar saat kita hadir di Jogya sebagai orang-orang terpilih bisa menempuh pendidikan pascasarjana, Aceh harus dikembalikan pada sejarah, bukan hanya istimewa, tetapi juga khusus dan satu-satunya provinsi di Indonesia yang mendapatkan hal tersebut,” katanya.
Porf Irwan juga menyampaikan peran psikologi antara daerah dan pusat. Menurutnya, psikologis ekslusi dan insklusi dan termasuk transformasi sosial maka memerlukan 3 perfektif besar Aceh di era baru saat ini.
“Pertama perfektif jangka panjang, kedua perfektif pendidikan dan agama, dan ketiga perfektif sumber daya manusia,” kata Prof Irwan. []
AVICENNA