Banda Aceh – Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Teuku Riefky Harsya (TRH) mengatakan banyak sekali informasi dan konten di media sosial hadir tanpa proses verifikasi, sehingga pengguna rentan terpapar hal yang tidak diinginkan, seperti intoleran dan rawan ideologi radikal.
Oleh karena itu, kata TRH, menggunakan media online sebagai sarana mendapatkan ilmu pengetahuan perlu diimbangi dengan peran para guru dan kiai serta teungku untuk melakukan pendampingan.
Hal tersebut disampaikan TRH saat menjadi pemateri pada kegiatan Literasi Budaya Digital: Belajar Agama di Dunia Maya yang diikuti ratusan peserta melalui online, Senin (10/4/2023).
“Masyarakat juga perlu dengan bijak untuk terus waspada dan selektif dalam memilih aplikasi informasi khususnya yang terkait dengan dalil-dalil tentang agama,” kata TRH.
Sekjend Partai Demokrat ini meminta masyarakat dapat jadikan belajar agama di internet untuk proses awal meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan, akan tetapi tuntutan dari para guru secara langsung tidak boleh diabaikan.
Masyarakat pengguna platform digital harus mampu mendapatkan guru yang dapat mendampingi belajar agama, sebab belajar agama tanpa guru merupakan sesuatu hal yang rawan, karena akan mengarah pada gagal paham terhadap dalil agama dan mudah disusupi oleh pemikiran dan aliran yang sesat.
“Terkhusus bagi generasi muda yang berada di Aceh, Alhamdulillah kita patut bersyukur masih banyak dayah serta ulama-ulama sebagai pelita cahaya tempat kita bertanya, menimba ilmu dan meminta bimbingan mereka.”
“Datangi dan mintalah nasihat serta bimbingan para ulama, yakinlah dengan bimbingan mereka kita akan mendapatkan pemahaman ilmu dan perilaku kehidupan sehari-hari yang lebih baik dan terarah,” demikian TRH. []