KhazanahNews

Aceh di Mata Atlet Papua: Sangat Rukun

Banda Aceh – Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 menjadi pengalaman baru bagi Yanus Kabak. Pemuda berusia 20 tahun itu akhirnya melepas rasa penasaran terhadap provinsi yang berada paling ujung barat Indonesia ini.

“Ini pertama kali saya ke Aceh, kesannya sangat luar biasa,” kata Yanus Kabak saat ditemui sudutberita.id, usai upacara pembukaan PON XXI Aceh-Sumut di Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh, Senin (9/9/2024) malam.

Yanus Kabak merupakan atlet Muay Thai asal Kontingen Papua Tengah. Selama kurang lebih sepekan berada di Aceh, Yanus Kabak merasakan sambutan hangat bagi masyarakat daerah berjuluk Serambi Makkah itu.

“Selama di sini, hubungan masyarakat Aceh dengan kita sangat baik dan sangat rukun,” ujar Yanus Kabak.

Berada di daerah yang menerapkan Syariat Islam tak membuat Yanus Kabak merasa canggung. Yanus mengaku berbaur dengan para atlet lain dan masyarakat setempat.

“Menurut saya, masyarakat Aceh sangat baik-baik,” ungkap Yanus Kabak.

Pada kesempatan itu, Yanus Kabak juga memuji opening ceremony PON XXI Aceh-Sumut yang menurutnya sangat luar biasa, di mana konsep yang dirancang untuk malam pembukaan ini sangat mewah.

“Selama ikut event, ini luar biasa sekali, apalagi pembukaan ini, sungguh indah, luar biasa, mewah sekali,” ujar Yanus Kabak.

Yanus Kabak juga memuji sambutan masyarakat Aceh dalam menyambut tamu, tanpa membedakan ras, suku dan agama.

“Saya berharap PON 2024 ini berjalan sukses dan kami juara, apalagi ada yang sudah bertanding di internasional dan nasional. Kepada atlet baru, tetap tingkatkan motivitasi diri dan tetap semangat,” ujarnya.

Aceh Adalah Tempat yang Damai

Kepala Kanwil Kemenag Aceh, Azhari mengatakan bahwa Tanah Rencong adalah tempat yang damai bagi semua orang, tanpa membedakan suku, ras dan agama.

“Saudara-saudara kami dari seluruh Indonesia yang hadir di Aceh dapat melihat sendiri bagaimana tolerannya masyarakat Aceh, bagaimana sikap dan kultur budaya,” kata Azhari, Senin (9/9/2024).

Azhari menekankan bahwa meskipun Aceh sering dikenal sebagai Serambi Makkah dengan pelaksanaan syariat Islam yang ketat, masyarakatnya tetap menunjukkan sikap terbuka dan menghormati tamu yang datang, baik yang beragama Islam maupun non-Islam.

“Kehadiran berbagai provinsi dalam PON ke-21 ini, dengan keragaman budaya dan agama, diterima dengan baik oleh masyarakat Aceh,” kata Azhari, didampingi Koordinator Humas Ahsan Khairuna.

Menurut Azhari, harapan utama dari masyarakat Aceh adalah agar semua tamu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi di daerah ini.

“Tentu yang bagi jemaah atau rombongan dari berbagai provinsi, ada yang muslim dan non-muslim, dari segi sikap, berpakaian, hanya menyesuaikan. Bagi yang muslim tentu berpakaian muslim dan bagi yang non-muslim tidak dipaksa harus menggunakan jilbab, tapi menyesuaikan dengan situasi dan kondisi,” jelasnya.

Pada kesempatan itu, Azhari juga menyampaikan agar tamu PON XXI tidak ragu dengan kehalalan kuliner di Aceh. Azhari memastikan bahwa semua makanan yang tersedia di venue-venue PON dan tempat-tempat makan lainnya di Aceh dijamin halal.

“Jadi tidak perlu ragu, teman-teman silakan singgah di warung-warung atau di tempat-tempat jualan dekat dengan venue sudah tersedia berbagai jenis makanan,” ujarnya.

Azhari menegaskan bahwa Kementerian Agama sudah jauh-jauh hari mendorong seluruh UMKM, supaya yang sifatnya produk makanan mengurus sertifikat halal untuk menjamin bahwa masyarakat atau tamu yang datang tidak ragu.

“Tapi perlu kami sampaikan bahwa semua makanan yang dijual di Aceh itu dijamin halal,” tegas Azhari. []

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button