News

Rusmiati dan Ngadnan Nikmati Proses Menyempurnakan Agama

Makkah – Rusmiati, wajahnya selalu ceriah. Geraknya juga lincah, meski usia sudah hampir 80 tahun. Dia sangat bersyukur, mimpi hadir di Arafah terwujud, setelah menunggu lama.

“Saya itu sangat bahagia, akhirnya bisa berada di Padang Arafah setelah menunggu 12 tahun, kami nikmati proses menyempurnakan agama,” ucap Rusmiati (79) setelah prosesi wukuf di Arafah, dalam keterangan yang dikutip, Selasa (18/6/2024).

Ia bercerita bahwa bersama suami mengumpulkan sedikit demi sedikit uang, dari hasil bertani dan juga gàji suaminya waktu masih aktif bekerja. “Kami berdua sangat ingin berhaji. Karena haji itu merupakan proses menyempurnakan agama, dan untuk dekat kepada Allah,” ujar nenek lima anak, 14 cucu dan 9 cicit ini.

Alhamdulillah tahun 2017, ia dan suami diajak anak sulungnya untuk umrah, tapi rasanya belum lega dan belum sempurna kalau belum berhaji dan belum ke Arafah. “Semoga kami berdua sehat dan lancar ibadah sampai semua rangkaian haji selesai nanti,” harapnya.

“Sek yo mbak, kulo kancani bojo, ngèngko goleki aku,” ucapnya bergegas menemui sang suami di salah satu sudut tenda Arafah jemaah embarkasi Jawa Tengah.

Tak lama berselang, Rusmiati mendekat duduk lagi ke tempat semula bersama suamianya, Ngadnan. Saat ditanya mbah kung sepertinya sayang sekali sama mbah putri ya, dia berseloroh, “Ya sayang la, kalo gak sayang gak punya anak banyak, jawabnya sambil terkekeh.”

“Yang penting selalu libatkan Allah dalam segala urusan kita karena kita hanya punya Allah, termasuk soal rumah tangga agar harmonis,” ucap Rusmiati ketika ditanya kiatnya menjaga keharmonisan rumah tangga.

Kita sebagai perempuan, upayakan untuk selalu mendoakan pasangan, anak cucu, dan keluarga semua. “Malam hari itu, turu terus tangi salat Tahajud, lalu doakan semua. Kemudian puasa sunnah, Senin Kamis,” lanjutnya

Suami Rusmiati, Ngadnan, ikut ngobrol bersama. Dia menceritakan pengalaman saat umrah 2017 dan haji tahun ini.

“Kemarin waktu kami umrah tahun 2017, saya masih bisa tawaf dan sai sendiri, gak perlu kursi roda tapi kalo sekarang sudah tidak bisa karena berapa tahun terakhir ini saya sakit gula dan kolesterol. Ya ini jadinya sering tergantungan sama Ibu gini,” ucap Ngadnan (83) mencoba menerangkan sebab ia sering mencari-cari Istrinya.

“Tapi bagaimanapun kondisinya, saya sangat bersyukur Allah beri kami umur panjang dan berhaji akhirnya sampai juga ke Arafah,” katanya tersenyum dengan mata yang mulai digenangi air mata haru.

Ngadnan mengaku sudah tidak ada keinginan hawa nafsu untuk diri sendiri. Semua doa dia panjatkan di Tanah Suci ini untuk anak, cucu dan cicit serta tak lupa tetangga dan kerabat yang selalu hadir turut mendoakan sejak sebelum keberangkatan hingga nanti kepulangannya ke Tanah Suci.

Pasangan suami istri ini sepakat mengatakan belum bisa mengirimkan foto dan pesan kepada anak-anaknya di Indonesia. Setelah dicek dan dibantu berbagi jaringan internet dari gawai tim MCH, mereka berhasil mengirimkan foto dan pesan suara kepada grup pesan keluarga.

“Anak cucuku sekalian, Bapak sama Ibu sekarang masih menjalankan ibadah puncak haji. Mohon doanya dari semua agar kami sehat selalu dan diridai Allah menjadi haji Mabrur,” demikian pesan Ngadnan pada keluarganya. []

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button