Banda Aceh – Kick Off Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Kota Banda Aceh telah resmi diluncurkan.
Gerakan ini resmi diluncurkan oleh Pj Wali Kota Banda Aceh, Amiruddin bersama Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Fahmi Irwan Ramli, Dandim 0101/KBA Kolonel CZi Widya Wijanarko dan Kajari Banda Aceh Suhendri serta unsur pimpinan daerah lainnya di Gampong Alue Naga Kamis (13/6/2024).
Program ini dimulai ditandai dengan penabuhan Rapa’i oleh Pj Wali Kota bersama Forkopimda yang hadir di Gampong Alue Naga.
Kata Pj wali kota, stunting merupakan masalah serius yang dapat menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan anak secara individual, tetapi juga berpengaruh terhadap kualitas generasi penerus bangsa.
“Karenanya, intervensi pencegahan perlu kita lakukan secara serius dan berkelanjutan agar kedepan tidak ada lagi anak anak kota Banda Aceh yang lahir dalam kondisi stunting,” ujar Amiruddin.
Lanjutnya, program Kick Off Intervensi Serentak Pencegahan Stunting dilakukan sesuai arahan Kemenkes, yang mana kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juni secara serentak diseluruh daerah dengan melibatkan berbagai pihak dan unsur terkait.
“Tentu ini menjadi bukti komitmen kita bersama untuk mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing. Upaya ini, tentunya kita memerlukan sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, akademisi, maupun masyarakat,” ujar Pj wali kota.
Tak lupa, dalam kesempatan ini Amiruddin menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah bekerja keras hingga mampu menurunkan angka stunting secara signifikan dari tahun 2022 sampai 2023 sebesar 3,6%.
Kata Pj wali kota, berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) dan Survey Kesehatan Indonesia (SKI), angka prevalensi stunting tahun 2022 sebesar 25,1% turun menjadi 23,4% di tahun 2023.
“Capaian ini tentu tidak lepas dari kerja keras dan dedikasi semua pihak yang terlibat dalam upaya pencegahan stunting,” tambah Amiruddin.
Kata Pj wali kota, program seperti pemberian makanan tambahan, edukasi gizi kepada ibu hamil dan menyusui, serta peningkatan akses layanan kesehatan adalah beberapa contoh nyata dari upaya yang telah dilakukan selama ini.
“Namun demikian, saya ingin tekankan, keberhasilan program ini tidak hanya ditentukan oleh pemerintah semata, partisipasi aktif masyarakat sangatlah penting,” tegas Amiruddin.
Karenanya, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut serta memastikan dilakukannya 10 hal dalam Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Kota Banda Aceh, antara lain; memastikan dilakukan pendataan seluruh calon pengantin, ibu hamil, dan balita yang ada di wilayah kerjanya untuk menjadi sasaran.
Kemudian memastikan catin yang belum didata, ibu hamil, dan balita hadir di posyandu.
Selanjutnya memastikan alat antropometri terstandar tersedia di posyandu, memastikan seluruh kader posyandu memiliki keterampilan dalam penimbangan dan pengukuran yang benar menggunakan antropometri terstandar
Berikutnya, mampu memberikan edukasi kepada catin, ibu hamil, dan balita, memastikan PMT pangan lokal diterima ibu hamil dan balita, memastikan seluruh catin, ibu hamil, dan balita diberikan edukasi di posyandu, memastikan pencatatan hasil penimbangan dan pengukuran serta intervensi ke dalam sistem informasi di hari yang sama, memastikan dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengukuran dan intervensi dan memastikan ketersediaan pembiayaan pelaksanaan intervensi serentak.
Pada acara ini, Pj Wali Kota bersama TP PKK Wardiati dan Ketua DWP Yusriati ikut menyerahkan oleh-oleh berupa makanan dan buah-buahan untuk anak-anak di Gampong Alue Naga.
Tak lupa, bersama Forkopimda juga diserahkan piagam penghargaan kepada mitra program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), yakni untuk BPOM, Kementerian Keuangan dan Kejaksaan yang selama ini terus berkontribusi dalam menurunkan angka stunting di Banda Aceh. []