NewsPariwisata

Wali Nanggroe Usul Pembangunan Museum Rempah Nusantara di Aceh

Banda Aceh – Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al-Haytar mengusulkan pembangunan museum rempah Nusantara di daerah ujung barat Sumatra itu.

Usulan ini disampaikan saat membuka Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Sabtu (4/11/2023) malam.

“Kami (Aceh) juga sangat mendukung apabila setelah PKA ini dibangun museum rempah nusantara di Aceh,” kata Malik Mahmud.

Malik berharap gagasan ini mendapat dukungan konkret dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,bMuhadjir Efendy.

Dalam kesempatan itu, Malik juga mengapresiasi kepada para perencana dan pelaksana PKA tahun ini. Tema yang diangkat untuk PKA ke-8 adalah “Jalur Rempah,” dengan tagline “Rempahkan Bumi, Pulihkan Dunia.”

Tema ini, kata Malik Mahmud, dipandang sangat sesuai dengan sejarah kegemilangan Aceh pada masa-masa kerajaan, terutama dalam bidang rempah, khususnya lada.

Dalam banyak buku sejarah, urai Malik Mahmud, baik yang ditulis oleh sejarawan lokal maupun sejarawan dunia, Aceh disebut pernah mengalami era kejayaan sebagai penyuplai rempah dunia. Salah satunya adalah komoditas lada.

Kejayaan itu, tambah dia, tidak hanya menyebabkan rempah-rempah Aceh menjadi komoditas yang bernilai tinggi, tapi juga menghidupkan pelabuhan-pelabuhan yang datang untuk membeli rempah, atau singgah dalam perjalanan mengangkut rempah, dari wilayah lain di nusantara.

Karena itu, ujar Malik Mahmud, dengan letaknya yang strategis, Aceh menjadi salah satu jalur perdagangan penting, yang menghubungkan nusantara dengan benua-benua lain di dunia.

“Pada masa sekarang ini, harus kita akui, kejayaan itu telah lama sirna. Namun, dengan kondisi alam Aceh yang subur dan beraneka ragam kekayaan yang ada, kita masih memiliki kesempatan besar untuk mengembalikan kejayaan yang pernah diraih,” ujarnya.

Melalui momentum pelaksanaan PKA tahun 2023 ini, Malik Mahmud minta agar semua pihak terkait dapat menyusun rencana-rencana strategis, dari hulu ke hilir, dalam upaya mengembalikan kejayaan Aceh sebagai supplier atau pemasok rempah ke mancanegara.

“Sehingga dengan begitu, derajat dan kehormatan ekonomi bangsa Aceh, dapat meningkat,” pungkasnya. []

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button