Banda Aceh – Fakultas Adab dan Humaniora Ar-Raniry Banda Aceh melalui Taman Baca Fakultas melaksanakan peluncuran dan diskusi buku sebagai bentuk apresiasi perpustakaan kepada para dosen dan mahasiswa yang memiliki karya.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Taman Baca Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Selasa (31/10/2023). Turut dihadiri Wakil Dekan bidang Akademik dan Kelembagaan FAH UIN Ar-Raniry Banda Aceh Nazaruddin, Wakil Dekan II Sanusi, Kabag Tata Usaha Syarbini, dosen dan mahasiswa fakultas tersebut.
Wakil Dekan bidang Akademik dan Kelembagaan Nazaruddin mengatakan bahwa perpustakaan saat ini sudah bertransformasi, bukan saja sebagai tempat membaca dan meminjam buku, namun menjadi tempat diskusi dan berbagi pengetahuan.
Ia berharap kegiatan peluncuran dan diskusi buku karya dosen dan mahasiswa menjadi salah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan Taman Baca Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
“Selain dalam rangka memberikan apresiasi, kegiatan ini juga untuk memotivasi dan mendorong para mahasiswa untuk menulis karya buku,”ungkap Nazaruddin disela-sela kegiatan berlangsung, Selasa (31/10/2023).
Sementara itu, panitia pelaksana Khairiah menjelaskan bahwa ide awal kegiatan ini sebagai bentuk apresiasi dari Taman Baca kepada dosen dan mahasiswa yang berkontribusi menyumbangkan buku hasil karyanya ke perpustakaan untuk dimanfaatkan oleh pemustaka.
Melalui kegiatan diskusi buku, pustakawan FAH UIN Ar-Raniry ini mengajak kepada dosen maupun mahasiswa yang memiliki buku untuk berdiskusi, serta memberi ruang untuk berbagi bersama mahasiswa sehingga mereka semakin termotivasi untuk berkarya.
“Dosen dan mahasiswa yang memiliki buku, kita berharap bisa berbagi melalui program diskusi buku yang akan rutin kita lakukan,” ujar Khairiah.
Pada kegiatan perdana ini, kata Khairiah pihaknya melakukan peluncuran dan diskusi buku antologi karya Soraya Yusuf dengan judul “Sanubari Terdalam” yang merupakan kumpulan kisah inspiratif Self Healing.
Dalam diskusi tersebut, Soraya Yusuf mengungkapkan bahwa setiap orang bisa jadi memiliki kisah yang tersembunyi. Ada banyak cerita yang tersimpan rapat, namun membuat langkah kita menjadi berat.
Menurutnya, menulis sebagai Self Healing, menuangkannya dalam sebuah cerita penuh hikmah. Namun seringkali kita merasa sudah melupakan berbagai peristiwa yang pernah kita jalani atau mungkin juga kita merasa jika semua itu hanya masa lalu.
“Nyatanya semua peristiwa membentuk kita menjadi hari ini. Mengingatnya kembali seperti merayakan keberhasilan karena kita sudah mampu melewatinya,” kata Ibu dari tiga anak yang menyukai karya sastra dan senang menulis saat berbagi pengalaman dengan mahasiswa.
Lebih lanjut, Soraya memotivasi dan mendorong mahasiswa untuk terus berkarya. “Seorang penulis memang harus memiliki tekad dan motivasi kuat sebelum memulai untuk menulis sebuah karya,” ujarnya ujar Soraya yang telah menulis 15 buku berbagai genre. []