Banda Aceh – Aceh bersiap menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) dengan semangat besar, tetapi konsekuensi logis dari tuntutan tersebut adalah mengenai dana yang akan digunakan untuk penyelenggaraan event itu.
Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA mengatakan, saat daerah ini berhasil menjadi tuan rumah, harapan utama adalah untuk mendapatkan bonus berupa pembangunan infrastruktur sarana olahraga.
“Keinginan kita menjadi tuan rumah, semangat besar itu, tidak mungkin tidak dibarengi oleh konsekuensi logis dari tuntutan. Konsekuensi menginginkan program nasional di Aceh, bahwa ada hal yang menjadi sharing dari pelaksanaan,” katanya dalam diskusi ARD di Banda Aceh, Selasa (17/10/2023).
Pemerintah Aceh sendiri, kata MTA, telah berkomitmen untuk menyumbangkan sebagian dana yang diperlukan untuk penyelenggaraan PON.
“Saat itu ada janji dari kita mengenai akan menanggung sebagian hal. PON tidak mungkin tidak ada dana sharing dari pemerintah daerah,” tegas MTA.
Ia juga menekankan pentingnya stakeholder di Aceh bersatu memikirkan bagaimana meminimalisir penggunaan APBA.
“Karena tidak mungkin tidak menggunakan APBA, sebab ini program nasional yang dijemput oleh Aceh,” ujarnya.
Muhammad MTA juga menyoroti isu fiskal yang memengaruhi pelaksanaan PON. “Saat ini fiskal APBN juga bermasalah dan berkonsekuensi terhadap pelaksanaan event nasional seperti PON.” []