News

SE Syariat Islam di Aceh dalam Pandangan Prof Syamsul Rijal: Tinjauan dan Tantangan

Banda Aceh – Surat Edaran (SE) Gubernur Aceh tentang Penguatan dan Peningkatan Pelaksanaan Syariat Islam telah menjadi perbincangan luas masyarakat di daerah berjuluk Tanah Rencong itu.

Namun, banyak aspek dalam SE yang layak diperhatikan, bukan hanya sekadar masalah warkop yang tengah viral. Prof. Dr. Syamsul Rijal, M. Ag, Guru Besar UIN Ar-Raniry, memberikan pandangannya tentang implementasi SE dalam berbagai sektor.

Dalam sebuah diskusi yang diadakan oleh Aceh Resource & Development (ARD) di Banda Aceh, Selasa (29/8/2023), Prof Syamsul Rijal menyampaikan bahwa implementasi SE yang terdiri dari 20 butir memiliki dampak luas bagi masyarakat Aceh.

Namun, tambah mantan Wakil Rektor UIN Ar-Raniry itu, fokus perhatian yang cenderung tertuju pada isu warkop, menjadikan beberapa aspek penting dalam SE terabaikan.

“Kita perlu melihat implementasi SE secara komprehensif, dan perhatian harus diberikan pada berbagai aspek yang ada,” ujar Prof Syamsul.

“Penting untuk memastikan bahwa kebijakan publik yang tercantum dalam SE benar-benar dapat melindungi warga Aceh.”

Prof Syamsul juga menyoroti perlunya lembaga riset yang dapat memantau dan mengadvokasi kebijakan SE. “Lembaga riset akan memainkan peran penting dalam memastikan bahwa SE tidak hanya menjadi edaran kosong, tetapi benar-benar diimplementasikan dengan baik,” tambahnya.

Prof Syamsul juga menekankan pentingnya peran institusi seperti Satpol PP dan WH dalam menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat melalui patroli rutin. Dia mengusulkan agar patroli tersebut dilaporkan secara berkala untuk menghindari kesan bahwa SE hanya berupa formalitas belaka.

Dalam hal pelaksanaan Syariat Islam di tingkat provinsi, Prof. Syamsul menyatakan perlunya perencanaan strategis yang melibatkan berbagai instansi terkait seperti MPU dan dinas dayah.

“Kerjasama lintas SKPA dan penguatan sinergi antar lembaga akan mendukung implementasi yang efektif,” jelasnya.

Prof Syamsul juga menilai peran pemerintah pusat, khususnya Gubernur Aceh, dalam menjalankan kewajibannya dalam implementasi SE sudah cukup baik. Namun, tantangan terletak pada kesadaran dan peran aktif ASN serta warga dalam mendukung implementasi SE.

“Kita juga harus memperhatikan peran seperti Dinas Kominfo dan Komisi Penyiaran Informasi Aceh, dalam menyajikan konten yang sesuai dengan nilai-nilai Syariat Islam,” tegas Prof Syamsul.

Di akhir perbincangan, Prof Syamsul mengingatkan pentingnya peran semua pihak dalam menjaga integritas tradisi dan nilai-nilai lokal.

“Kita harus tetap berpegang pada nilai-nilai budaya yang sesuai dengan ajaran agama, seperti tradisi kedai kopi yang seharusnya tetap menghormati norma-norma agama dan budaya,” pungkasnya.

Tentu saja, peran keluarga, aparat sipil negara, dan masyarakat juga menjadi kunci dalam menjaga tradisi yang sesuai dengan nilai-nilai Syariat Islam. Prof Syamsul juga menyerukan pentingnya pendidikan agama, terutama mengaji, yang harus diutamakan dalam masyarakat.

Implementasi SE di Aceh, sebagaimana disoroti oleh Prof Syamsul Rijal, adalah sebuah upaya yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak. Dengan peran aktif dan kesadaran kolektif, implementasi SE dapat benar-benar melindungi nilai-nilai dan prinsip-prinsip Syariat Islam di Aceh. []

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button