Banda Aceh – Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla mengunjungi Markas PMI Kota Banda Aceh pada Selasa (15/8/2023) pagi. Turut hadir mendampingi Jusuf Kalla ialah Ketua PMI Kota Banda Aceh, Ketua PMI Provinsi Aceh, Pj. Gubernur Aceh, Ketua DPR Aceh, dan mantan Menteri ATR RI Sofyan Djalil.
Dalam kunjungan itu, Jusuf Kalla meninjau fasilitas dan laboratorium Unit Donor Darah PMI Kota Banda Aceh. Ia juga menanyakan terkait distribusi dan pemenuhan stok darah untuk pasien di rumah sakit. Selain itu, ia mengimbau agar PMI Kota Banda Aceh mengikuti surat edaran Kemenkes RI terkait Biaya Pengganti Pengelolaan Darah.
“Sekarang biaya BPPD bagaimana, sudah ikut Kemenkes? Kita harus buat penyesuian dengan BPPD,” ujar Jusuf Kalla kepada Ketua PMI Kota Banda Aceh, Ahmad Haeqal Asri.
Jusuf Kalla berharap PMI Kota Banda Aceh bisa menjadi semakin baik dalam memberikan pelayanan untuk masyarakat, khususnya pelayanan pada Unit Donor Darah dan unit Pelayanan Ambulans.
Ketua PMI Kota Banda Aceh, Ahmad Haeqal Asri mengatakan, saat ini PMI Kota Banda Aceh bisa memenuhi mayoritas permintaan darah dari rumah sakit dan klinik. Ia melanjutkan, distribusi darah dari UDD PMI Kota Banda Aceh tidak hanya di wilayahnya saja, namun juga untuk kabupaten/kota lainnya.
“Kita distribusi darah ke 26 rumah sakit dan klinik yang ada di beberapa kabupaten/kota. Tapi memang permintaan darah paling banyak masuk dari rumah sakit di Banda Aceh,” kata Haeqal memberi penjelasan kepada Jusuf Kalla.
Haeqal juga menjelaskan program donor darah ASN saat ini tetap berjalan lancar sejak diluncurkan 2020 lalu. Pegawai dilingkungan Pemerintah Aceh, lanjutnya, juga menjadi salah satu mitra strategis PMI Kota Banda Aceh dalam menggalang dana, di samping jajaran TNI-Polri, pihak swasta, komunitas, dan LSM.
“Alhamdulillah di Banda Aceh kita kerja sama dengan banyak pihak untuk galang donasi darah. Dan dari penilaian kami, banyak masyarakat Banda Aceh saat ini sudah peduli dengan donor darah,” tuturnya.
Ia berharap, aktivitas donor darah bisa membudaya dikalangan anak muda sehingga selain membentuk generasi muda yang sehat, budaya gaya hidup sehat ini juga memberi dampak besar bagi pasien di rumah sakit yang membutuhkan darah. []