Banda Aceh – Menanggapi keluhan masyarakat terkait pemberlakuan ticketing dan mahalnya harga tiket masuk Aceh Culinary Festival (ACF) ke-9 di Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal, menyampaikan pemberlakukan sistem ticketing kali ini agar kapasitas pengunjung di area pameran dapat dikontrol.
Almuniza menjelaskan tujuan lain pemberlakuan ticketing ini untuk memberi kenyaman kepada para pengunjung ACF ke-9.
“Pada tahun-tahun sebelumnya, area ACF penuh sesak dan membuat pengunjung yang ingin berbelanja kehilangan animo, karena sudah duluan kelelahan,” kata Almuniza Kamal dalam keterangannya, Senin (17/7/2023).
Kadisbudpar Aceh mengatakan di tahun sebelumnya, banyak pengunjung hanya melihat-lihat area pameran, tidak membeli. Ada juga setelah berkeliling dan berdesak-desakan, akhirnya keluar dan membeli jajanan kaki lima yang dijumpai saat keluar dari area pameran.
Diberlakukannya ticketing di ACF ke-9 ini, diharapkan dapat memaksimalkan peluang terjualnya produk-produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) peserta pameran yang telah bersusah payah meluangkan waktunya untuk berpartisipasi dalam acara ACF ke-9.
“ACF bertujuan untuk memberdayakan UMKM kuliner, tentu panitia memberikan prioritas pada mekanisme yang dapat meningkatkan potensi penjualan UMKM kuliner lebih maksimal,” ungkap Almuniza.
Terkait dengan dengan harga tiket ACF, Almuniza menyebutkan untuk usia dewasa Rp 15.000/orang dan gratis untuk anak-anak. Tiket tersebut dapat ditukar dengan produk makanan dan minuman senilai yang sama.
“Setiap tiket ditebus seharga Rp15.000 kepada tenant yang menebusnya, tidak ada potongan apapun untuk panitia. Tiket berlaku untuk 1 kali transaksi penukaran dengan makanan dan minuman, dan dapat digunakan kembali untuk masuk ke area pameran dari pintu manapun di hari yang sama,” jelas Almuniza.
Ia juga menyampaikan bagi pengunjung yang tidak berkenan membeli tiket ACF ke-9 dapat mengunjungi anjungan kabupaten/kota yang juga menggelar pameran UMKM dan membawa produk unggulan, seperti Bireueun dengan Sate Apaleh, Aceh Utara Martabak Durian, Gayo Lues dengan Leumang Kalapinang.
“Ini juga suatu upaya untuk semakin meningkatkan kunjungan ke anjungan kabupaten/kota yang sudah datang dari jauh untuk berpartisipasi di ACF,” sebut Almuniza.
Sebagai informasi, Aceh Culinary Festival adalah sebuah event yang sudah berlangsung selama 9 tahun, dan dari tahun ke tahun terus berusaha meningkatkan daya tarik dan skala pelaksanaannya. []