Jakarta – Wakil Ketua Komisi I DPR-RI, Teuku Riefky Harsya (TRH), mengatakan bahwa peran dan budaya masyarakat sangat penting dalam menghadapi transformasi digital yang terjadi di era revolusi industri 4.0.
Hal ini disampaikannya dalam acara webinar dengan tema “Peran dan Budaya Masyarakat Dalam Menghadapi Tranformasi Digital” yang diselenggarakan secara virtual pada Selasa (27/6/2023).
Menurut TRH, perkembangan teknologi telah terjadi sejak industri 3.0 yang saat itu masih berfokus pada harga dan kecepatan akses jaringan. Kemudian, perkembangan tersebut berlanjut dengan luasnya alur masuk sembarang informasi di era globalisasi, yang menuntut masyarakat untuk lebih kritis dan selektif dalam menerima informasi.
“Perkembangan teknologi selalu bergerak dinamis, dan akhirnya kita masuk ke era revolusi industri 4.0 yang merupakan sebuah keniscayaan. Dalam pemanfaatan perkembangan teknologi, sekaligus menghadapi tantangan yang ada di dalamnya, diperlukan pemahaman terhadap karakteristik perubahan dan dampak dari perkembangan serta pemanfaatan digitalisasi,” ujar TRH.
Sekjen DPP Partai Demokrat itu menambahkan, pemanfaatan digital akan berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi itu sendiri. Oleh karenanya, untuk membentuk generasi pengguna digital yang kuat atau yang sering dikenal dengan enabler digital, seluruh stakeholder di Aceh khususnya pemerintah harus memperhatikan tiga faktor pendukung utama.
“Pertama adalah talenta, yaitu sumber daya manusia yang mampu mengembangkan dan memanfaatkan teknologi digital untuk mengembangkan sektor lain. Kedua adalah penyusun kebijakan dan peraturan, dimana pemerintah kini menjadi deplover yang memberikan ruang tumbuh kembangnya dunia digital. Dan ketiga adalah keseriusan dalam pengelolaan data dan serta pendukung lainnya,” papar TRH.
TRH juga menekankan bahwa memanfaatkan teknologi digital di berbagai sektor di era saat ini berpotensi besar dalam mengakselerasi proses transformasi dalam pembangunan daerah maupun nasional. Namun, hal ini harus dibarengi dengan nilai-nilai kebangsaan yang kuat, agar generasi muda yang melek digital dapat berperan sebagai agent of change yang mampu aktif dalam menghadapi perubahan.
“Nilai-nilai kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari budaya yang mengakar di negara kita, sebagai negara kesatuan terdiri dari berbagai latar belakang Indonesia, tentu tak dapat dipisahkan dari keberagaman budaya. Namun, budaya dan digitalisasi sering dipandang sesuatu yang terpisah, padahal keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erat. Di negara kita, budaya dan digitalisasi terus saling menopang agar semakin memperkokoh fondasi pembangunan nasional yang dicita-citakan,” tutup Anggota DPR-RI asal Aceh itu.
Untuk diketahui, acara webinar merajut nusantara ini terlaksana berkat kerjasama Komisi I DPR-RI dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo. Acara ini juga menghadirkan narasumber Yuliandre Darwis, Ph.D, Ketua Dewan Pakar ISKI, dan Mualem Daud, M.Ed, Ph.D, Wakil Rektor 1 Universitas Serambi Mekkah (USM). []