Banda Aceh – Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) wilayah Aceh mendesak Bank Aceh Syariah dapat melakukan kerja sama dengan Pertamina, sehingga dapat memudahkan pengusaha SPBU dalam melakukan penebusan BBM.
Ketua Hiswana Migas Aceh, Nahrawi Noerdin mengatakan, desakan ini untuk menjawab kegelisahan pengusaha SPBU yang mengalami kesulitan penebusan BBM ke Pertamina sejak erornya sistem Bank Syariah Indonesia (BSI).
“Saya desak Bank Aceh milik Pemerintah Aceh bisa kerja sama melakukan transaksi dengan Pertamina dengan sistem host to host,” kata Nahrawi kepada wartawan, Selasa (16/5/2023).
Menurut Nahrawi, erornya sistem BSI selama sepekan terakhir membuat pengusaha SPBU di daerah ujung Sumatra itu ikut pusing.
“BSI bikin pengusaha SPBU pusing, hingga menyebabkan kekosongan stok,” ungkap Nahrawi.
Salah satu SPBU yang sempat mengalami kekosongan stok akibat erornya BSI adalah SPBU Simpang Jam, Banda Aceh, yang berada di bawah manajemen PT Johan Bersaudara.
Pemilik SPBU PT Johan Bersaudara, Mahfud menuturkan, kekosongan stok terjadi sejak kemarin sore. Ini akibat pihaknya tidak bisa melakukan penebusan ke Pertamina pasca erornya sistem BSI.
“Kami kekosongan stok BBM sejak kemarin sore dan insyaAllah sore ini baru ada lagi,” ujar Mahfud, Selasa (16/5/2023).
Mahfud menjelaskan, BBM baru masuk lagi ke SPBU-nya pada Selasa (16/5/2023) petang, setelah pihaknya berinisiatif melakukan penebusan melalui Bank Aceh dengan sistem clearing pada Jumat (12/5/2023) lalu.
“Jadi uang yang kami setor hari Jumat itu nggak masuk hari itu juga ke Pertamina, butuh beberapa hari, sehingga terhambatnya masuk BBM. Dan hari ini uang itu baru masuk ke Pertamina, sehingga minyaknya hari ini baru dikirim,” katanya. []