Banda Aceh – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Tati Meutia Asmara melakukan reses ke tiga lokasi di kota tersebut, Senin (20/3/2023). Kegiatan ini untuk menyerap aspirasi warga Kota Banda Aceh, terutama daerah pemilihannya.
Reses pertama dilakukan di Hasan Sport Mibo, Kecamatan Banda Raya, Kota Banda Aceh. Di sini, Tati menyerap aspirasi dari perwakilan organisasi Balee Inong di 53 gampong se-Banda Aceh.
Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Banda Aceh, Cut Azharida, perwakilan Bappeda Banda Aceh, PKK Banda Aceh dan unsur terkait lainnya.
Dalam kesempatan itu, Tati Meutia, Kepala DP3AP2KB Banda Aceh, Azharida, dan pejabat lainnya yang berhadir berdialog secara interaktif dengan ratusan perempuan pengurus Balee Inong.
“Kami mencoba menyemangati sebuah niatan besar secara bersama bahwa kita yang berhadir sangat peduli mendorong kegiatan-kegiatan untuk perempuan dan anak di Banda Aceh,” kata Tati.
Dari paparan DP3AP2KB dan Bappeda Banda Aceh, kata Tati, diketahui bahwa adanya kegiatan-kegiatan yang tidak memiliki dukungan penganggaran yang signifikan untuk pelaksanaanya, seperti penganggaran kegiatan kota layak anak dan lain sebagainya yang berkaitan dengan perempuan.
“Alhamdulillah dalam reses kali ini yang mengadirkan 275 pengurus Balee Inong dari puluhan gampong itu, kami bersepakat akan berkoordinasi yang tearah, sinergis dan insyaAllah berkesinambungan untuk bisa menghasilkan program-program yang sangat mendukung kegiatan perempuan di Banda Aceh menjadi lebih baik,” ujarnya.
Selain itu, Anggota DPRK Banda Aceh dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga mengadakan reses di 2 waktu lain yang pesertanya adalah warga di daerah pemilihannya, yakni Kecamatam Banda Raya dan Jaya Baru.
Dari tiga reses itu, Tati Meutia menyimpulkan bahwa kaum ibu dan perempuan di Banda Aceh saat ini mendominasi melakukan aktivitas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan mereka memang harus diperhatikan oleh pemerintah kota setempat.
Tati juga menyebut para perempuan tersebut sangat menginginkan adanya kegiatan-kegiatan untuk peningkatan kapasitas mereka di bidang UMKM, baik berupa pelatihan maupun bantuan alat usaha.
Tati yang juga Ketua Badan Legislasi (Banleg) DPRK Banda Aceh akan menyampaikan aspirasi tersebut dalam forum-forum resmi yang dihadirkan oleh pihak eksekutif. Ia berharap, aspirasi para perempuan tersebut dapat diwujudkan nantinya.
“Mudah-mudahan beberapa hal ini menjadi fokus Pemko Banda Aceh, sehingga perempuan tidak hanya diminta ketika kebutuhan pemenuhan kuota 30 persen saja, tapi memang diperhatikan untuk peningkatan kualitas dan daya hidupnya, terutama untuk ibu-ibu di level desa yang memang menjadi tulang punggung usaha dan mendukung kehidupan ekonomi keluarganya,” kata Tati. []