Banda Aceh – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh kembali menggelar pertemuan terkait Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-VII bersama sejumlah seniman Aceh di ruang rapat setempat, Rabu (15/3/2023).
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal menyampaikan, para seniman dan budayawan di Aceh dapat ikut berperan dalam pergelaran PKA ke-VIII nantinya.
Dikarenakan Aceh merupakan salah satu daerah yang berdemokrasi kritis sehingga berkesenian adalah sebuah kegiatan yang bukan hanya menggunakan benda mati saja.
Almuniza menyebutkan, PKA ke-VIII bukan hanya teman seniman yang dilibatkan melainkan semua lini dalam kehidupan masyarakat akan ikut serta dalam mensukseskan PKA tersebut.
“Kegiatan ini, saya sedang menyusun dan menyatukan berbagai suku masyarakat, dengan mengangkat konsep rempah dunia. Aceh merupakan salah satu daerah yang terkenal rempahnya di nusantara. Indonesia juga merupakan negara yang di kenal dengan kekayaan rempahnya dan sudah diakui oleh UNESCO,” sebut Almuniza.
Selain itu, sambung Almuniza, PKA kali ini juga mengusung konsep pulihkan dunia, menjadi kebangkitan ekonomi dan sebagai wadah menggali informasi bisni dan perkembang ekonomi di Aceh dengan mengundang negara sahabat.
“Alhamdulillah kami telah selesai mempresentasikan proses tahap pelaksanakan PKA ke-VIII di kantor Gubernur dan perhelatan ini dilaksanakan selama empat tahun sekali. Proses penyusunan sendiri sudah hampir 65 persen, koordinasi 40 persen sehingga progresnya sudah ada,” ungkap Almuniza.
Sofiyan dari pihak seniman Aceh juga menjelaskan, kehadiran para seniman ini bisa memberikan masukan yang lebih baik. Karena kesenian dan budaya ini tidak mudah sehinga kita harus mewujudkan satu mimpi dengan persatuan.
“Ini merupakan langkah awal untuk melakukan secara bersama-sama. Kami akan membuat sesuatu dengan kekuatan yang ada terkait progres kedepannya. Artinya kami siap secara bersama-sama menyukseskan PKA ke-VIII dan harus digemparkan kembali kesenian yang ada di Aceh. Kita cobak untuk mengejarkan sesuatu yang lebih modern,” ujar Sofiyan.
Sofiyan berharap generasi muda Aceh harus bangga dengan kesenian di Aceh, dan seharusnya jurus andalan seni yang ada di Aceh harus ditampilkan. Tarian mungkin sudah biasa namun nyanyian di Aceh hanya beberapa saja yang bisa sampai ke Eropa.
“Oleh karena itu seniman di Aceh perlu diberikan ruang, sehingga para seniman tidak di pandang sebagai peminta-peminta apalagi ada momen besar seperti PKA ini bisa memberikan tempat bagi kami untuk berkarya dengan memanfaatkan taman-taman yang ada di lokasi kota Banda Aceh,” harap Sofiyan. []