Banda Aceh – Memperingati Hari Gizi Nasional (HGN) 2023 ke 63 harus menjadi momentum penting untuk menurunkan angka stunting di Aceh. Salah satu upaya dalam pencegahan stunting adalah dengan konsumsi protein hewani. Protein hewani, seperti daging, telur, dan susu, adalah sumber protein yang paling baik.
Hal itu disampaikan dalam peringatan Hari Gizi Nasional yang diselenggarakan oleh Flower Aceh didukung oleh UNICEF dan bekerjasama dengan TP-PKK Aceh, Dinas Kesehatan Aceh, dan TP-PKK Kota Banda Aceh, di Kantor Camat Meuraxa, Sabtu (28/1/2023).
Kegiatan tersebut merupakan campaign, demo Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) dan cooking competition dengan tema “Ayah dukung MPASI pangan lokal untuk mencegah stunting (Jagoan Makan Telur)”.
Ketua TP-PKK Kota Banda Aceh, Sri Dewi Kurnilawati, mengatakan peringatan Hari Gizi Nasional adalah sebagai momentum penting dalam meningkatkan komitmen dari berbagai pihak untuk bersama membangun gizi menuju bangsa sehat berprestasi melalui gizi seimbang dan produksi pangan berkelanjutan.
“Berdasarkan laporan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, sebanyak 31,2 persen anak usia di bawah lima tahun (balita) di Provinsi Aceh mengalami stunting,” kata Sri dalam keterangannya, Selasa (31/1/2023).
Ia menyampaikan salah satu upaya dalam pencegahan stunting, anak harus mendapatkan ASI eksklusif dan MPASI pada usia enam bulan. MPASI yang mengandung protein hewani dapat membantu dalam mencegah stunting pada bayi dan anak-anak.
“Selain protein hewani, MPASI juga harus mengandung lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Pemberian MPASI yang tepat dapat membantu dalam mencegah stunting dan memberikan dukungan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan yang sehat dan bebas stunting,” tuturnya.
Selain itu, kata Sri, protein hewani dapat membantu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan, seperti asam amino esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan otot dan tulang. Protein hewani, seperti daging, telur, dan susu, adalah sumber protein yang paling baik.
“Harapan saya terbentuknya sinergi antara sektor pemerintah dan masyarakat sebagai aksi dalam pencegahan stunting di Aceh. Serta membangun kesadaran bersama dan perubahan perilaku masyarakat terkait konsumsi protein hewani sebagai salah satu langkah pencegahan stunting,” ungkap Sri.
Officer Nutrition UNICEF Aceh, dr Natasya Phebe, mengatakan makanan tinggi protein hewani merupakan salah satu upaya dalam mecegah stunting. Protein hewani, seperti daging, telur, dan susu, adalah sumber protein yang paling baik.
“Telur adalah salah satu sumber protein hewani terbaik, yang bisa menurunkan resiko stunting dan gizi buruk pada anak. Selain mempunyai kualitas protein terbaik, telur juga mengandung 9 Asam Amino Esensial dengan komposisi yang berimbang,” ungkap dr Natasya.
“Kelebihan telur yaitu sumber Kolin (Vitamin B4) terbaik, (Kolin membantu merangsang pembentukan asetil-kolin dalam tubuh anak yang menentukan performa otak dalam berfikir, mengingat dan aktifitas otot. Serta mudah didapat dimana- mana dan memiliki harga yang terjangkau,” ucapnya.
Kabid Kualitas Hidup Perempuan dan Keluarga (KHPK)-DPPPA Aceh, Dasrita Bakri, S.Si, MPA, mengatakan baik dan sangat mengapresiasi acara Cooking Competition yang diselenggarakan oleh Flower Aceh dan didukung oleh Unicef Perwakilan Aceh bekerjasama dengan TP-PKK Provinsi, TP-PKK Kota Banda Aceh dalam rangka Peringatan Hari Gizi Tahun 2023.
“Acara ini sangat bermanfaat untuk melakukan edukasi kepada masyarakat guna meningkatkan pengetahuan dan pemahaman serta menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemenuhan gizi keluarga,” ujar Dasrita.
Acara ini, lanjutnya, juga sangat luarbiasa, dimana fokus peserta yang ikut berlomba lebih didominasi oleh kaum bapak-bapak. Hal ini akan berdampak positif untuk mendukung perubahan perilaku sebagian masyarakat yang masih menganggap bahwa pemenuhan gizi keluarga adalah hanya tanggungjawab ibu semata. Padahal peran dan tanggung jawab ayah tidak kalah pentingnya dalam pemunuhan gizi keluarga untuk mencegah terjadinya stunting.
“Selain itu kami juga mengapresiasi kolaborasi semua pihak dalam menyukseskan acara ini, karena pencegahan dan penanganan stunting adalah tanggungjawab kita bersama. Sinergi dan koordinasi menjadi kata kunci untuk percepatan penurunan stunting di Provinsi Aceh,” tutur Dasrita.
“Ingat ya Ayah Bunda, telur sudah bisa dikonsumsi oleh bayi berusia 6 bulan, sebagai bagian dari Makanan Pendamping Asi dan dengan terus memberikan makanan 1 butir telur setiap hari hingga anak usia 9 bulan dapat menurunkan resiko stunting hingga 47%,” tambahnya.
Kasie Kesga Dinkes Aceh, dr Dara Juliana, menyampaikan Dinas Kesehatan sangat mendukung kegiatan seperti ini, karena sangat inspiratif, yang melibatkan ayah dalam menyiapkan menu MPASi untuk balita, karena pengasuhan anak bukan hanya tugas ibu.
“Dengan keterlibatan ayah dlm pengasuhan d harapkan pengasuhan anak akan lebih maksimal, semoga kedepan akan ada kegiatan-kegiatan seperti ini di kabupaten/kota lainnya,” ucapnya.
Program Manager Dukungan Kerjasama UNICEF Indonesia Flower Aceh, Hendra Lesmana, mengatakan para ayah dan kelompok lelaki penting terpapar tentang pentingnya pemenuhan gizi anak dalam mendukung perkembangan tumbuh kembang anak, apalagi di masyarakat peran ayah dan laki-laki masih mendominasi dalam pengambikan keputusan strategis.
“Harapannya melalui lomba memasak hari ini yang melibatkan kelompok laki-laki dan juga merupakan ayah bisa menjadi corong informasi yang medorong para ayah dan kelompok laki-laki bisa lebih berperan serta dalam pemenuhan gizi anak dan keluarga,” ujarnya.
Pemateri, Junaidi, SST, M. Kes, menjelaskan pendek/stunting kondisi tinggi badan balita dibanding usianya terlihat lebih pendek dari sebayanya. Kondisi dimana seseorang kekurangan gizi kronis (dalam jangka waktu yang lama) dan mengalami penyakit infeksi. Terutama pada seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK) ibu hamil (270 hari) sampai anak usia 2 tahun (730 hari).
Adapun tindakan yang harus dilakukan oleh keluarga dalam mencegah stunting adalah Ibu hamil makan selalu makanan sehat dan bergizi seimbang, ibu hamil patuh dalam minum tablet tambah darah, ibu hamil patuh dalam pemeriksaan kehamilan (4 kali) jika sakit ibu hamil segera ke Bidan Desa atau Puskesmas.
“Kemudian, menggunakan garam beryodium setiap kali memasak makanan Berikan ASI ekslusive kepada bayi 0-6 bulan, lakukan menyusui dengan benar sesuai arahan bidan, berikan MP-ASI dengan tepat sesuai usia (Pedoman MP-ASI), berikan obat cacing sesuai anjuran bidan untuk cegah kecacingan pada anak anak remaja minum tablet tambah darah sesuai anjuran bidan,” jelas Junaidi. []