Puluhan Warga Banda Aceh Ikut Bimtek Menjahit dan Kuliner. Foto: Ist |
Banda Aceh – Pemerintah Aceh melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Diskop UKM) terus melakukan upaya-upaya dalam mendukung para pelaku UMKM tetap eksis dan bersaing.
Salah satu wujud dukungan adalah dengan menggelar bimbingan teknis (bimtek) menjahit dan kuliner. Kegiatan yang berlangsung di Arabia Hotel, Banda Aceh, 10-11 Desember 2022 itu diikuti oleh 60 peserta dari Banda Aceh.
Bimtek tersebut bertujuan untuk memberi wadah baru bagi pengusaha pemula, membimbing pengusaha muda agar lebih terampil. Dalam bimtekini, 60 peserta dibagidua kelas, yakni kelas kuliner dan menjahit.
Kedua kelas tersebut dipandu oleh pemateri berpengalaman yaitu Dr. Ir. Fajri Jafar, M.Sc. Dalam paparannya, Fajri memaparkan cara dan kiat-kiat membangun dan merintis sebuah usaha menjahit maupun kuliner.
Kepala Diskop UKM Aceh, Azhari, S. Ag, M.Si dalam sambutannya saat membuka kegiatan menyebutkan bahwa pihaknya sangat mendukung kegiatan tersebut.
Menurutnya, bimtek tersebut merupakan salah satu komitmen Pemerintah Aceh dalam meningkatkan kapasitas pelaku UMKM di Bumi Serambi Mekkah.
“Ini juga untuk mendorong agar masyarakat kita memiliki inisiatif dan bisa mengembangkan usahanya di bidang kuliner dan menjahit,” kata Azhari.
Di zaman sekarang itu, kata Azhari, merintis atau menggerakkan sebuah usaha harus diiringi dengan pembekalan dan arahan dari pihak berkompeten, sehingga usaha yang dijalankan bisa bertahan dan bersaing.
“Menjahit dan kuliner merupakan salah satu UMKM yang harus dikembangkan, kalau masyarakat tidak ada peluang kerja maka ekonomi tidak akan berputar,” katanya.
Selama ini, Azhari menjelaskan bahwa Pemerintah Aceh melalui Diskop UKM terus melakukan upaya-upaya dalam menopang pelaku UMKM, seperti membantu berbagai bantuan alat kerja dan modal kerja.
“Pemerintah tidak bisa lagi membantu dalam bentuk uang tunai, alat kerja diberikan berdasarkan penilaian sesuai dengan kebutuhan,” ujarnya.
Berdasarkan data, Azhari menyebutkan bahwa Diskop UKM Aceh telah menyalurkan peralatan kerja untuk 2300 UMKM di daerah ini. Dalam proses penyaluran, pihaknya menegaskan bahwa alat kerja itu tak boleh dijual.
“Kalau alat kerja yang dibagikan diperjualbelikan maka ekonomi tidak akan berkembang dan tidak ada lagi upaya penekanan angka pengangguran dan kemiskinan,” pungkasnya.