BANDA ACEH – Dataran tinggi Gayo, Aceh seoalah tak akan habisnya untuk ditelusuri. Di beberapa tempat masih terdapat sejumlah objek wisata yang belum diketahui banyak orang. Selain objek wisata alam alami, daerah penghasil biji kopi itu juga memiliki objek wisata buatan.
Salah satunya yaitu objek wisata Buntul Rintis yang berada di Desa Tensaren, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh. Di lokasi ini, para pengunjung bisa menyaksikan indahnya pemandangan alam.
Beberapa waktu lalu, Sudutberita berkesempatan mengunjungi objek wisata itu. Untuk masuk ke lokasi ini, wisatawan hanya harus membayar tiket sebesar Rp 5000. Sementara parkir kendaaran roda empat sebesar Rp 10.000 dan roda dua Rp 5000.
Objek wisata Buntul Rintis didesain dengan berbagai macam spot untuk berfoto, seperti menaiki sepeda ontel yang berjalan di atas tali atau sky bike, miniatur kincir angin, sangkar burung, kupu-kupu, dan masih banyak lainnya. Kondisi itu membuat daya tarik yang sangat sulit untuk ditampik.
Selain itu, dari Buntul Rintis, para pengunjung juga bisa menyaksikan indahnya Danau Laut Tawar. Danau terbesar di Aceh itu dikelilingi dengan gugusan pegunungan. Saat hujan turun atau pada waktu-waktu tertentu, lokasi itu diselimuti dengan awan dan kabut, sehingga suasana hawa dingin akan cukup terasa dengan syahdunya lanskap Kota Takengon.
Heru, pemilik objek wisata Buntul Rintis mengatakan, tempat wisata tersebut diberi nama demikian karena berada di daerah Rintis. Sementara Buntul berasal dari bahasa Gayo yang berarti bukit.
“Ini nama daerahnya rintis, bukit bahasa Gayo yang berarti buntul,” ujar Heru, beberapa waktu lalu.
Kata Heru, dalam membangun objek wisata itu, ia menghabiskan uang puluhan juta rupiah. Fasilitas yang dibangun yaitu aneka ragam spot berfoto, warung kopi dan sejumlah fasilitas lainnya. Ke depan, ia juga akan mendirikan musala di kawasan itu.
Objek wisata itu, kata Heru, dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB sampai 19.00 WIB. Selama ini, objek wisata ini ramai dikunjungi pengunjung. Mereka didominasi dari Kabupaten Bireuen dan Kota Lhokseumawe.
“Sejauh ini paling banyak Lhokseumawe sama Bireuen, pengunjungnya, tetapi kalau hari libur hampir semua daerah wisatawan berkunjung, seperti Malaysia juga ada dari Jakarta,” katanya.
Sementara, Rahmat Fajri, salah seorang pengunjung dari Aceh Barat Daya (Abdya) mengaku terkesan mengunjungi objek wisata itu. Selain bisa menyaksikan indahnya Kota Takengon dan Danau Laut Tawar, juga bisa menikmati kopi bersama teman-teman.
“Saat berkunjung ke sana, kami juga bisa berfoto di depan kupu-kupu dan kincir angin seperti di Belanda,” kata Rahmat.